Mohon tunggu...
Probel Gultom
Probel Gultom Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Insiden Nasi Goreng

9 April 2018   13:00 Diperbarui: 9 April 2018   13:02 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

INSIDEN NASI GORENG.  

Pesta resepsi pernikahan putri tunggal, atau anak satu-satunya teman karibku sudah lama dipersiapkan. Butuh waktu  kira-kira hampir setahun, untuk mencari dan mendapatkan tempat yang tepat. Tentu karena banyaknya faktor untuk memutuskan pilihan yang tepat dan tentu saja  banyak juga persyaratannya. Utamanya biayanya, lokasinya, keadaan dan situasi gedungnya, parkirannya, dll.

Pilihan terakhir kawanku adalah di Grand Ball Room sebuah hotel ternama di sekitar Jakarta Selatan. Temanku ini atau semua orang yang mau menggunakan  Grand Ball Room hotel tersebut tidak bisa berhubungan langsung dengan pihak hotel. Sebab pihak hotel pada dasarnya telah memberikan wewenang penuh pada sebuah PT. Untuk mengelolanya. Mungkin juga itu anak usahanya saya tidak tahu.

Setelah beberapa kali mengikuti 'technical meeting' dengan pengelola, kelihatannya semua berjalan lancar.  Untuk setiap bidang, pengelola menyiapkan tiga vendor pilihan. Misalnya untuk daftar menu makanan prasmanan 'standing party' tersedia tiga katering A, B, dan C. Masing-masing katering lengkap dengan menu dan harga per (orang) porsinya. Pilihannya tentu banyak, misalnya menu nasional, daerah, dan internasional atau campuran.

Setelah sepakat dan setelah ada pembayaran tanda jadi, pada  waktu-waktu tertentu ada kesempatan untuk icip-icip makanan alias tester.

Demikian juga, vendor dekorasi. Ada yang ala Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi, dll. Terakhir ada tiga vendor masing-masing  untuk video shooting dan foto, musik, mc, wedding organizer, dll. Agak rumit juga memustuskannya, meskipun sepertinya cuma tiga pilihan saja. Sebab semuanya bagus kelihatannya.

Pembayarannya boleh bertahap pertiga bulanan. Namun sebulan sebelum hari H, semua biaya harus sudah lunas dibayar.

Setelah semua ok, diputuskan untuk undangan seribu orang. Masing-masing lima ratus orang untuk pihak pengantin laki dan pihak perempuan. Undangan sudah dikirim pada orang-orang yang telah dipilih dengan cermat dan seksama.

Tibalah hari H tersebut. Namun apa yang terjadi adalah satu hal yang sangat  tak terbayangkan sebelumnya. Orang yang datang membludak hampir dua kali lipat dari yang diundang. Mungkin pengantin laki-laki atau pihak perempuan, atau saudaranya atau entah siapa, yang secara tak sengaja sebelumnya mengumbarnya di medsos. Akhirnya banyak kenalan jauh dari mereka yang datang meskipun tidak diundang. Memang kedua pihak pengantin adalah orang yang mempunyai banyak kenalan. 

Jadi meskipun tidak dekat, orang-orang langsung datang meski tidak diundang. Jadi mereka kalang kabut. Dan akhirnya diputuskan memesan lima puluh porsi nasi goreng dari dapur hotel. Bayar dulu.  Ludes! Pesan lima puluh lagi. Ludes juga. Demikian juga selanjutnya. Pihak hotel juga tentu kalang kabut. Semua stres. Anehnya masih ada orang yang mencibir. "Masak pesta resepsi besar di hotel top cuma dikasih makan nasi goreng" katanya. Temanku hanya bisa mengurut dada mendengar itu. hpg9/4/18

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun