Mohon tunggu...
Hendra Permana
Hendra Permana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok: Penjara Bukanlah Sesuatu yang Memalukan

9 Mei 2017   16:28 Diperbarui: 9 Mei 2017   21:06 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok telah dinyatakan bersalah dan di vonis 2 tahun penjara.  Keputusan dan vonis hakim tersebut – terlepas dari apakah sudah jujur berdasarkan fakta dan hati nurani ataukah karena takut dengan banyaknya tekanan – tetaplah harus dihormati dan kita terima.

Kalau kita tidak bisa menerima itu, berarti kita sama saja dan tidak berbeda dengan mereka-mereka yang memaksakan kehendaknya agar Ahok dihukum.  Jadi tidak usahlah hal ini menjadi bahan perdebatan yang berkepanjangan, toh Ahok juga kan menyatakan banding atas vonisnya tersebut.

Entah kesalahan atau kutukan nenek-moyang yang mana, tapi tampaknya orang-orang besar dan hebat yang ada di negeri ini memang sudah pakemnya haruslah melewati dulu masa-masa sulit, yang terkadang sampai harus mendekam di balik terali besi segala. 

Lihatlah Soekarno, tengoklah Hatta, Buya Hamka, Tan Malaka, dan lainnya – yang tergolong orang-orang hebat – juga pernah merasakan dinginnya tembok penjara.  Lantas apakah nama mereka kemudian menjadi tercoreng, bau anyir, atau dilupakan?!

No...no...no...Orang-orang baik, jujur, dan pejuang bagi negeri, tidaklah akan tercoreng arang pada keningnya meskipun mereka di penjara, karena mereka bukanlah segolongan dengan para maling.  Sebaliknya, nama mereka semuanya malah menjadi semakin besar dan harum, bahkan tercatat dengan tinta emas dalam buku-buku sejarah.  Nama mereka tidak pernah lekang oleh waktu, apalagi sampai mati dan terlupakan.

Begitu pun Ahok – terlepas dari orang yang membenci dan menyanjungnya – haruslah diakui dengan jujur oleh semua pihak bahwa dia memang telah membawa Jakarta ke arah yang lebih baik, tertata, dan bersih dari korupsi.  Dia telah menorehkan tinta emas saat bekerja dan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.  Dan kelak di kemudian hari, ini semua tentunya akan tercatat dengan pasti dalam buku sejarah, yang mungkin hanya akan dibaca oleh para keturunan dan anak cucu kita. 

Dalam benak banyak orang, mungkin penjara itu adalah suatu kelumpuhan dan atau kematian.  Memang tidak ada orang yang menghendaki dirinya masuk penjara.  Namun jangan salah, ternyata banyak karya besar dan manusia-manusia hebat dalam sejarah peradaban pernah terlahir dari penjara.  Penjara badaniah tidak akan sekalipun kuasa memenjarakan kebesaran jiwa seseorang yang tetap merdeka.

Bagi Ahok, bisa jadi yang akan terpenjara hanyalah fisik atau jasmani.  Namun jiwa, ruhani, dan semangatnya tetaplah merdeka.  Kemerdekaan hakiki bukanlah dari kemerdekaan fisik, namun yang lebih utama adalah kemerdekaan jiwa.  Apabila jiwa sudah terpenjara, maka seluruh potensi jasmani dijamin pula akan ikut terbelengu, dan itu artinya sama saja dengan mati.

Jadi, sekarang ini hanya dorongan semangat lah yang perlu diberikan dan disampaikan ke Ahok, agar jiwanya bisa tetap dan terus merdeka.

‘Penjara’ tidak selamanya menjadikan seseorang rendah di mata manusia.  Namun juga bisa menjadikannya besar bagi mereka yang berjuang serta tidak mau terpengaruh atau menjadi antek dari suatu bentuk ketidakbaikan serta ketidakjujuran.

Kebaikan dan kejujuran meskipun terpenjara akan tetap dihargai semua orang, karena hal itu masih merupakan mata uang yang berlaku dimana-dimana.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun