Mohon tunggu...
Hotman Nainggolan
Hotman Nainggolan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pegiat Marketing Persahabatan,Fasilitator dan Konsultan

Penulis,Pegiat Marketing Persahabatan, Penulis, fasilitator/pengajar dan Konsultan. Penulis buku "Anak Kampoeng dari RoeraBagas" dan "Beyond Marketing Persahabatan". Jangan lupa kunjungi facebook saya"Marketing Persahabatan Society" untuk mendapatkan tips-tips dalam Marketing Persahabatan dengan DNA C2N. Saat ini tinggal di rumah inspirasi "Sopo RoeraBagas"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjaga Konektivitas, Membangun Praktik Bisnis Rumahan di Masa Pandemi Covid-19

4 Oktober 2020   17:58 Diperbarui: 4 Oktober 2020   18:02 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dalam buku" Beyond Marketing Persahabatan" (2014) penulis pernah membahas pentingnya menjalin persahabatan dalam konteks marketing dan bisnis. Dalam buku tersebut penulis menjelaskan bahwa jaringan persahabatan akan memegang peranan penting dalam mengembangkan bisnis melalui Komunitas, konektifitas dan Jaringan (Community,Connectivity and Networking) yang disingkat dengan istilah Marketing C2N

Pada masa pandemic Covid19 sekarang ini yang diikuti dengan keputusan Pemerintah untuk melokdown/menerapkan PSBB diberbagai wilayah, maka pemikiran marketing C2N tersebut semakin relevan. Peran dari  Komunitas dalam membangun bisnis rumahan ini semakin terasa pentingnya yang di inisiasi melalui kelompok-kelompok/Group WA, group Telegram dll. 

Sudah barang tentu agar bernilai bisnis, komunitas harus dirawat dengan baik dengan menjaga keterhubungan melalui media daring (meeting zoom, google meeting dan sejenisnya). Bahkan kehadiran komunitas yang terjaga konektifitasnya  sangat dirasakan manfaatnya dalam menggerakkan bisnis dimasa pandemic covid19 ini. 

Saat ini banyak bisnis yang dijalankan melalui media daring  (internet) khususnya bisnis rumahan yang didasarkan kepada kekuatan jaringan, kelompok komunitas dan intensitas keterhubungan antar komunitas. Tidak dapat dipungkiri, praktek membeli sebuah barang/jasa dari seorang sahabat dalam sebuah komunitas sering terlaksana tidak sepenuhnya didasari oleh pertimbangan ekonomi bisnis semata. 

Tapi lebih kepada alasan pertalian social untuk tetap menjaga kesinambungan persahabatan (menjaga konektifitas dalam komunitas) sehingga banyak orang yang memutuskan untuk membeli sebuah produk/barang dari sahabatnya yang ditawarkan melalui jaringan komunitas daring (Group2 WA,FB,Telegram dll). 

Walaupun terkadang produk/barang yang dijual oleh sahabat dalam group tsb tidaklah terlalu istimewa, namun kita sering membelinya dengan sadar.  Artinya dalam masa pandemi covid19 ini jalinan persahabatan melalui jaringan internet telah berhasil menciptakan sebuah permintaan baru dengan model  jualan yang digerakkan oleh pertalian social dalam sebuah komunitas. 

Dalam hal ini keputusan membeli lebih didasarkan kepada sebuah keinginan untuk mempertahankan pertalian social/menjaga ketersembungan dengan komunitas/dengan sahabat yang memang sangat kita butuhkan saat saat pandemic covid ini. Saat kita diharuskan untuk lebih banyak berada dirumah, maka salah satu sarana berkomunikasi dengan sahabat/teman adalah melalui media daring group yang bisa saja terbentuk/dibentuk berdasarkan berbagai pertimbangan ikatan sosial sehingga menjadi group komunitas tertentu. 

Penulis merasakan sendiri fenomena ini, semenjak pendemi covid19 group group WA/Telegram/Line yang berbasis jaringan semakin bertambah banyak dan terkadang kita sendiri masuk dalam sebuah group komunitas tertentu tanpa adanya persetujuan terlebih dahulu dan "terpaksa" masuk dalam grup tersebut. 

Saya katakan "terpaksa", karena kita mau bergabung dengan suatu group terkadang hanya dengan pertimbangan demi menjaga kesinambungan persahabatan, tidak enak menolak karena diundang oleh sahabat yang sudah kita kenal. Terlepas dari semua keterpaksaan tersebut sejatinya bisa digunakan sebagai kesempatan dalam menggerakkan bisnis, yang mungkin diawali dengan bisnis rumahan terlebih dahulu.

Komunitas sebagai sarana berbagi
Selain sebagai tempat berkumpul secara daring dan sarana berbagi informasi, berbagi kebahagiaan dan ketidakbahagiaan (kalau tidak mau dikatakan sebagai salah satu sarana berbagi beban derita/kesedihan), maka komunitas juga dapat diandalkan sebagai sarana berbagi dan saling mambantu ekonomi antar anggota komunitas melalui mekanisme bisnis jualan antar anggota group. 

Karena bisa terjadi komunitas dalam satu group anggota-anggotanya mempunyai talenta/keahlian yang berbeda-beda yang mungkin dibutuhkan dan bisa dimanfaatkan oleh anggota lainnya. Misalnya ada anggota komunitas yang pintar memasak, bisa menawarkan bisnis kuliner. Ada anggota yang pintar menjahit, bisa menawarkan jasa jahit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun