Bagaimana era postmodernisme membentuk pola hidup manusia?
Kehidupan manusia dari masa ke masa akan selalu mengalami perubahan. Bahkan, hampir setiap harinya, muncul hal baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan.
Perubahan situasi dan kondisi yang ada membuat kita harus bisa melakukan adaptasi. Maka, tentunya hal ini akan berpengaruh juga pada kebudayaan yang kita hidupi.
Ketika bercermin pada masa kini, sebenarnya kehidupan masyarakat telah masuk ke dalam sebuah era, di mana eksklusivitas budaya menjadi abu-abu untuk diidentifikasi.
Kebudayaan yang ada di sekitar kita menjadi tidak terbatas lagi dalam aspek ruang dan waktu. Hampir setiap orang bisa memiliki akses dan kesempatan untuk menghidupi hal tersebut.
Fenomena seperti ini kemudian memunculkan istilah pascamodernisme atau postmodernisme yang terkenal di kalangan masyarakat sebagai suatu era yang baru. Lantas apa maksudnya?
Mengenal Istilah Postmodernisme
Postmodernisme merupakan sebuah masa atau periode yang mensubversi uniformitas, homogenitas, dan totalisasi dengan memberikan intensitas terhadap perbedaan, multikulturalisme, pluralisme, bahkan relativisme (Buchari, 2013).
Era pascamodernisme menyebabkan pola kehidupan manusia mengalami evolusi. Sebelumnya, di era modern terdapat standar formal yang dijaga dan usaha untuk mempertahankan sebuah kebudayaan luhur dari masa lalu agar tidak jatuh menjadi konsumsi massa.
Akan tetapi, kehadiran pascamodernisme justru mendukung terbentuknya kebudayaan massa dan menghancurkan batasan yang ada. Dengan kata lain, kebudayaan di masa kini sudah tidak dapat dikategorikan lagi dalam sebuah tingkatan.
Salah satu implikasi yang dapat membuat kita semakin memahami era postmodernisme adalah budaya dominan. Hal tersebut dapat diamati dari perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengutamakan gaya hidup tren dan populer.
Terlebih lagi, keberadaan industri elit dan kontrolnya yang semakin meluas di kancah media, akan melebarkan pengaruhnya pada kebiasaan masyarakat setiap hari. Maka, hal ini yang memunculkan istilah budaya konsumerisme.