Tepat tanggal 15/06/2022, Luhut mengatakan ada perusahaan sawit di Singapura yang akan pindah ke Indonesia. Perlu dicatat hal ini beriringan dengan keluarnya statement pemerintah yang akan melakukan audit menyeluruh perusahaan minyak goreng dan sawit di Indonesia. Namun pernahkah kamu  berpikir kenapa mereka dari awal mendirikan kantor pusat di Singapura  padahal kegiatan usaha di Indonesia?
Singapura dikenal sebagai negara favorit untuk pebisnis di Asia. Hampir semua perusahaan Internasional punya kantor perwakilan di Singapura. Namun kondisi ini menjadi fenomena karena bukan kantor perwakilan, namun melainkan kantor pusat yang berlokasi di sana. Begitu juga dengan beberapa perusahaan sawit yang beroperasi di Indonesia. Berikut beberapa perusahaan yang berhasil penulis temukan.
1. Royal Golen Eagle International
RGEI dimiliki oleh pengusaha Sukanto Tanoto. Tanoto merupakan nama yang pasti sering didengar di masyarakat umum karena yayasannya Tanoto Foundation. Diketahui RGEI memiliki lahan kelapa sawit seluas 100.o00 hektare dan belum termasuk lahan kelapa sawit plasma. Â Ia juga memiliki Asia Pacific Resources International Holding Ltd (APRIL) yang bergerak di industri kertas. Kamu pasti sering menggunakan kertasnya saat melakukan fotokopi berkas.Â
2. Wilmar International Ltd
Fortune dan Sania merupakan merek minyak goreng yang dimiliki Wilmar International. Perusahaan ini dimiliki oleh Martua Sitorus dan tercatat di Bursa Efek Singapura. Sedikit lucu meskipun beberapa emiten yang terafiliasi dengannya terdaftar di Bursa Efek Indonesia tetapi kapitalisasi pasar emiten tersebut tidak sebesar Wilmar International Ltd.Â
3. First Resources Ltd
Perusahaan ini dimiliki oleh pengusaha Ciliandro Fangiono yang merupakan generasi kedua dari ayahnya, Martias. Ia tercatat sebagai orang tekaya di Indonesia pada posisi ke-30 pada 2020. Hal ini dikarenakan First Resources memiliki lahan kelapa sawit ratusan ribu hektare di Indonesia.Â
4. Musim Mas Holdings Pte Ltd
Bachtiar Karim merupakan pemilik dari perusahaan ini dan terdaftar sebagai orang terkaya ke-10 di Indonesia pada 2020. Perusahaan ini terkenal akan merek minya gorengnya, Sanco. Diketahui perusahaan ini membuat kantor pusatnya di Singapura pada 2018 dengan alasan ekspansi ke Eropa dan Amerika.
Pertanyaannya dari empat perusahaan di atas, siapa yang menghubungi dan akan memindahkan usahanya? Saya sendiri sulit memprediksi. Namun kemungkinan terbesar Wilmat karena lahannya merupakan lahan hak guna usaha (HGU). Bisa saja RGEI karena adanya kesadaran tinggi oleh masyarakat Indonesia. Saya menyayangkan karena tidak ada satupun anak usaha RGEI yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Padahal semua tau apa arti jadi perusahaan terbuka. Â Lalu kenapa mereka memilih berkantor di Singapura? Banyak faktor meliputi 22 perjanjian perdagangan bebas yang dimiliki Singapura, iklim investasi, sumberdaya manusia yang berkualitas, terhindar dari risiko politik dan yang paling penting dan dikejar adalah pembebasan pajak dan insentif keuangan.Â
Berdasarkan catatan diatas, wajar Singapura menjadi pilihan untuk bermarkas di sana. Namun setiap kondisi ada sebab akibatnya. Karena iklim investasi yang sangat luar biasa, 42% penduduknya merupakan asing yang memang bekerja disana. Mengingat hal tersebut, apa Indonesia dan sumberdaya manusianya siap untuk membuat Indonesia sebagai pusat investasi Asia Tenggara?