Mohon tunggu...
Geraldo Horios
Geraldo Horios Mohon Tunggu... Lainnya - 没有人 v ホセ

menulis saat banyak pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money

Ambisi Indonesia Jadi Negara Industri Baterai Mobil Listrik, Perlukah?

11 Juni 2022   04:30 Diperbarui: 11 Juni 2022   10:29 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: tribunnews.com/ Irwan Rismawan

Sepanjang tahun Indonesia digebor-gebor ingin menjadi pemain utama di Baterai Mobil Listrik. Indonesia memiliki kesempatan karena merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Peluang ini semakin mungkin karena LG Energy Solutions yang merupakan salah satu produsen baterai mobil listrik berinvestasi sebesar USD9,8 miliar atau Rp142,72 triliun. Jumlah yang sangat besar untuk investasi tapi apa memang Indonesia memerlukan ini? atau hanya sekedar mengambil kesempatan?

Kita menyadari sumber daya Indonesia sangat berlimpah. Kita punya beragam energi bahan bakar seperti Bensin (Pertamax, Premium), Minyak Solar, Hidrogen, Biodiesel, dan akan bertambah satu lagi Listrik. Its really a lot. Berasa baru kemarin rasanya pemerintah berkomitmen meningkatkan jumlah menjadi Biodiesel 40 (B40) dan sekarang kita ingin fokus mengambil kesempatan baterai mobil listrik. 

Kehadiran industri baterai mobil listrik di Indonesia sudah pasti menggeser keberadaan mobil berbahan bakar lainnya yang sudah beredar. Namun kita perlu menyadari pertama kali kenapa kita ingin menggunakan mobil listrik? 

Mobil Listrik lebih ramah lingkungan?

Kita perlu menyadari dan memilah statement mobil listrik lebih ramah lingkungan. Mobil listrik membantu mengurangi pencemaran udara hingga 4,6 ton metrik gas rumah kaca lebih baik dari mobil berbahan bakar solar. Namun sangat perlu memahami pencemaran udara yang berhasil ditangani ini mungkin malah menjadi tantangan besar bagi kita. 

<< Akses Listrik

Berdasarkan data dari Tracking SDG 7: The Energy Progress Report 2020, sebanyak 789 juta orang tidak memiliki akses energi listrik. Berdasarkan data Kementerian ESDM tentang Sebaran Pembangkit Listrik di Indonesia, distribusi listrik terlihat "berat sebelah" dengan pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sebagai titik berat distribusi listrik di Indonesia. Kemudian, disusul dengan wilayah Sumatra, Sulawesi, Kalimantan. Sementara wilayah dengan distribusi listrik terendah adalah Maluku dan Papua. Bagaimana bisa kita berniat besar menciptakan industri baterai mobil listrik jika penyebaran akses listrik saja belum merata?

<< Sumber Listrik

Hingga 2020, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat 50,3 persen dari listrik di Indonesia dihasilkan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap batu bara (PLTU) . Ini menjadi lucu sekali menginggat kita ingin ramah lingkungan menggunakan mobil listrik namun sumber listrik berasal dari PLTU. Semakin lucu karena penyebaran akses listrik kita saja belum merata sampai daerah timur. Ini dapat memunculkan banyak keirihatian dan konflik. 

Jujur sangat banyak yang ingin saya tuang ke dalam tulisan namun saya tidak ingin menimbulkan konflik hehe. Kesempatan untuk menjadi industri terbesar tidak datang dua kali. Keputusan yang tepat untuk mengambilnya, tapi sangat terlihat jelas bahwa Indonesia bukan apa-apa tanpa sumber daya alam. Namun saya hanya ingin melihat secara lebih jauh. 

Bagaimana jika sumberdaya untuk produksi baterai nikel sudah habis? Bukankah lebih baik memanfaatkan biodiesel 100 persen mengingat dapat diperbarui dan Indonesia memiliki lahan sawit yang besar. 

Investasi yang lebih besar juga akan menanti. Mengingat Indonesia ingin menjadi pemain utama, Indonesia juga harus berinvestasi dalam pengelolaan limbah baterai listrik yang lebih berbahaya ke lingkungan. Bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi negara yang kuat, jika semuanya sudah dipikirkan dengan matang. 

Akhir kata penulis setuju terhadap peran Indonesia di industri namun pembagian energi biodiesel perlu diterapkan. Eksploitasi alam juga tidak terlalu digemborkan karena semua akan tinggal kendi. Semoga kita dapat memetik buahnya segera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun