Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Urgensi UU PRT Melalui Analisis Cerpen "Humor Tentang Tembakan-Tembakan"

6 Februari 2023   14:28 Diperbarui: 6 Februari 2023   16:37 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekerasan seksual pada PRT, sumber: Pixabay via kumparan

Bagian 1: "Pajenong sedang memakai deodoran di depan cermin, sambil mendengarkan pembawa berita di TV berbicara tentang terus bertambahnya kasus pemerkosaan di kota ini setahun belakangan.."

Bagian 2: "..menumpang sebuah taksi---yang radionya menyiarkan berita tentang terus bertambahnya kasus pemerkosaan di kota ini setahun belakangan---dan tiba di tujuan pada pukul tujuh malam."

Bagian 3: "Sembari menunggu makanan pesanan tiba, ia mengeluarkan ponselnya, mengakses situs berita terpercaya, dan membaca berita tentang terus bertambahnya kasus pemerkosaan di kota ini setahun belakangan."

Secara garis besar, cerpen mengisahkan seorang perempuan (Vianna) menolak pernyataan cinta dari sahabatnya (Sarimin), lantas melarikan diri dan bertemu temannya (Pajenong) dalam mobil. Nahas, Pajenong malah memerkosanya dan dengan bangga menceritakan itu kepada Sarimin.

Tak ada yang bisa jamin (dalam fiksi cerpen pun sebetulnya kenyataan hidup) Pajenong sebagai laki-laki bisa mengekang selalu nafsu birahinya dan menyalurkan pada jalur yang sah (menikah dulu).

Kasus perkosaanlah terjadi. Disebut tiga kali dalam cerpen, agaknya Surya Gemilang benar-benar ingin menekankan bahwa kasus perkosaan itu banyak, tidak sedikit.

Sarimin membalas perbuatan Pajenong dengan membunuhnya. Di akhir cerpen, Pajenong -- yang sudah ditembak enam kali sampai kepalanya hancur betul -- bertemu Vianna di sebuah kafe.

Tampaknya tidak logis jika Pajenong yang pastilah mati masih bisa bertemu dengan Vianna. Tentu, saya sebagai seorang cerpenis akan menganggap bahwa hantu Pajenonglah yang datang. 

Namun, jika dibaca tersirat, bisa jadi Surya Gemilang ingin mengisyaratkan bahwa meskipun tindak perkosaan sudah dijerat dan dihukum, masih ada saja tindakan perkosaan bahkan semakin bertambah. Kenyataan, bukan?

Bagaimana dengan potensi tindakan perkosaan pada PRT perempuan? Bukankah Pajenong pun laki-laki sebagai kepala keluarga punya potensi nafsu birahi yang sama?

Jika tidak ada amatan istri, apakah selalu bisa tindakan perkosaan dicegah padahal nafsu sudah memuncak? Apalagi mereka berdua tinggal serumah dan hanya berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun