Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Percakapan Hari-Hari

19 November 2021   21:24 Diperbarui: 19 November 2021   21:30 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi percakapan, sumber: Pixabay

Suatu ketika, secara sembunyi, aku melihat hari-hari saling berkumpul. Hari ini mengintip dari balik jendela hari kemarin. Hari esok menunggu di depan pintu rumah hari ini. Angin tanpa kuminta, mengabarkan pembicaraan mereka.

"Mengapa ia susah sekali melupakan masa lalu ketika engkau ada?" tanya hari ini kepada hari kemarin. Hari kemarin hanya diam. Membisu tanpa sepatah kata.

"Mengapa pula ia sukar melepas harap pada masa depan ketika engkau ada?" tanya hari ini kepada hari esok. Hari esok tergelak-gelak. Tawanya melambung ke langit.

"Mengapa engkau bertanya demikian?" tanya hari kemarin dan hari esok serempak. Tanpa basa-basi, hari ini menyahut, "Ia tidak pernah menikmati ketika aku hadir. Ia menghabiskan terlalu banyak tenaga dan waktu, memayahkan dirinya, untuk kau dan kau! Aku cemburu."

Angin sebetulnya masih menyimpan sisa percakapan mereka, tetapi aku terburu berpikir. Aku menutup telingaku dari mendengar. Kurasa aku tahu, siapa ia yang sedang mereka bincangkan.
...
Jakarta
19 November 2021

Sang Babu Rakyat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun