Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Terima Kasih Banyak, Kompasianer dan Admin Kompasiana

17 November 2021   13:13 Diperbarui: 17 November 2021   13:24 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Kompasiana

Sukacita meluap dalam diri saya siang ini. Betapa hati terasa hangat melihat tangkapan layar Kompasiana. Saya begitu bersyukur, boleh mendapat kehormatan untuk bersanding dengan para penulis fiksi yang dijagokan dalam Kompasiana Awards 2021. 

Ada Pak Indra Rahadian, Pak Zaldy Chan, Pak Pical Gadi, dan Bung Abdul Hama. Keempat nomine tersebut tentu punya karya berkualitas dan beroleh hati pembaca sehingga memperoleh dukungan Kompasianer.

Kualitasnya juga terbukti apik di mata Admin Kompasiana. Admin meloloskan dan memberi tempat sebagai calon penerima penghargaan. Saya berterima kasih ada di antara mereka.

Cinta kepada bahasa Indonesia

Awal mula saya bergabung di Kompasiana tercatat 16 Mei 2020. Kurang lebih satu setengah tahun di sini. Bersama ini, ada 757 artikel dan 9 buku terbit (6 antologi cerpen tunggal, 1 antologi puisi tunggal, dan 2 tip menulis cerpen).

Saya menyadari bahwa kekuatan cinta memampukan saya bertahan menulis sejauh dan sebanyak ini. Saya tergerak dan terbeban untuk turut serta melestarikan bahasa dalam setiap tulisan.

Saya sangat bangga, Indonesia adalah salah satu negara yang punya bahasa sendiri. Banyak kosakata indah beserta maknanya perlu saya pelajari dan biasakan mencintainya dengan mengalirkan lewat tulisan.

Menyajikannya pun sebisa mungkin sesuai kaidah (tidak menutup kemungkinan ada kesalahan). Saya tidak mau mengecewakan pembaca. Betapa sayang, mereka sudah meluangkan waktu. Saya harus berikan yang terbaik.

Meluapkan dalam sastra

Ketertarikan kepada bahasa lebih lagi saya curahkan dalam sastra. Saya memilih cerpen dan fokus belajar tentangnya. Saya pribadi memang suka bercerita.

Dalam cerpen, saya juga tertolong untuk meluapkan emosi. Akhir-akhir ini, saya memberi perhatian lebih kepada mitos atau kepercayaan populer yang sudah ada di masyarakat (semoga tidak menjadi "pernah").

Saya tergerak menuliskannya dalam cerita. Soal bagaimana gigi tanggal harus dibuang ke mana, perkara anak perempuan jangan duduk di depan pintu, tentang seseorang yang akan meninggal sesaat setelah ada yang meninggal (seperti menyusul), dan seterusnya.

Saya rindu mengabadikan itu dalam cerpen. Barangkali dunia sekarang dengan segala kemajuan dan daya kritisnya bisa perlahan menyingkirkan itu. Cerpen saya adalah pengabadian bahwa mitos ada dan jadi bagian dalam kehidupan masyarakat. Generasi ke depan dan anak cucu semoga tetap tahu.

Memandang Kompasiana Awards 2021

Jujur, saya melihat Kompasiana Awards sebagai penghargaan berkualitas. Tidak sembarang orang bisa menyabet. Sematan nama Kompasiana ada di sana. Saya sangat ingin mendapatkannya.

Namun, secara pribadi, saya berharap, apabila memang karya saya di antara para nomine kurang layak atau kalah kualitas, mohon Kompasianer jangan pilih saya. Saya tidak mau menurunkan kualitas penghargaan itu.

Pada dasarnya, saya akan tetap menulis dengan ada atau tidak penghargaan. Perihal penerimaan K-Rewards, tidak lagi jadi soal bagi saya. Sekali lagi, saya tidak sanggup menyembunyikan cinta saya kepada bahasa dan sastra Indonesia.

Terima kasih untuk dukungan para Kompasianer. Terima kasih dari lubuk hati saya terdalam. Doa saya, semoga kita semua sehat selalu sehingga dapat terus berkarya dan jadi manfaat bagi para pembaca. 

Salam literasi. Salam takzim.

...

Jakarta,

17 November 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun