Kemarin, Sabtu, 13 November 2021, masa pengajuan kandidat penerima Kompasiana Awards selesai. Saya sudah mengajukan, tiap-tiap penghargaan, seorang calon.Â
Selain dari segi mutu substansi, penulisan bahasa Indonesia menjadi dasar penilaian objektif saya. Saya jadi yakin mengajukan mereka karena persembahan apik telah dituliskan.
Saya pernah menulis bahwa saya orangnya paling sebal melihat salah tik. Itu mengganggu pemandangan. Kalau kebanyakan, mengurangi minat baca saya yang terbilang tinggi.
Ya, saya suka baca. Mendengar bacaan dibacakan pun sering. Meskipun saya sudah tahu maksud akan kata-kata yang salah tik, tetap saja, itu mengganggu.
Oleh sebab itu, saya selalu menyunting kembali tulisan-tulisan saya baik sebelum terbit maupun setelah beberapa saat tayang. Saya merasa perlu mendisiplinkan diri dan kemudian mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia melalui tulisan.
Bukan apa-apa. Tulisan saya tersiar di media sosial. Terbaca oleh sebagian masyarakat. Bisa jadi menjadi contoh atau bahan meniru oleh mereka. Bahaya, kalau salah-salah tik.
Selain itu, perkara kata baku atau tidak baku juga saya perhatikan. Semua ada di kamus, tinggal cek dan comot. Saya suka membiasakan penggunaan kata-kata baku, meskipun terdengar asing.
Memperlihatkan usaha Kompasianer menyajikan yang terbaik Â
Penilaian objektif dengan melibatkan pengamatan akan penulisan bahasa Indonesia yang benar, telah saya sematkan sebagai salah satu dasar pemilihan kandidat.
Saya menilai bahwa Kompasianer serius saat menyajikan tulisan. Paragraf demi paragraf dicermati. Tanda baca dipilih yang tepat. Rangkaian kata demi kata dalam kalimat disusun sedemikian apik -- rapi dan teratur -- dengan pembabaran kata-kata baku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!