Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perenungan Belajar Cerpen dalam Buku Ke-9

9 November 2021   20:12 Diperbarui: 9 November 2021   20:24 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku ke-9 saya, Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2), sumber: dokumentasi pribadi

Hari ini saya senang, sampul buku ke-9 berjudul "Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2)" selesai. Dari tampilan, tidak jauh beda dengan yang dahulu. Ya, buku itu merupakan kelanjutan dari buku "Praktik Mudah Menulis Cerpen".

Kedua buku itu sama, masing-masing terdiri dari 20 tulisan yang membahas seputar penulisan cerpen beserta tetek bengeknya. Daftar tulisan sudah saya tulis di: Saya Ikhlas Berbagi Ilmu-ilmu Cerpen ini.

Buku
Buku "Praktik Mudah Menulis Cerpen" (pojok kiri bawah) dan tujuh buku lain yang sudah ada dahulu, sumber: dokumentasi pribadi
Pada dasarnya, saya tidak pernah dengan sengaja memberi target atas kehadiran buku ini. Saya memang suka membaca cerpen-cerpen para pengarang besar sebagai bahan belajar. Saya orangnya lewah pikir, alias pasti menyelidiki segala bagian cerpen yang saya baca.

Pertanyaan-pertanyaan timbul atas setiap kemenarikan bagian. Mengapa bagian cerpen ditulis di sini? Bagaimana cara agar akhir cerita menyambung dengan awal tanpa tidak terlalu terlihat perpindahan adegan?

Agar karakteristik, gaya menulis, alur cerita yang saya pahami tidak hilang, saya tuliskan dalam artikel. Seiring dengan semakin banyak cerpen yang saya baca, semakin banyak pula artikel pembahasan.

Di samping terus mengarang cerpen, artikel juga dituliskan. Ada beberapa yang mendapat Artikel Utama. Saya senang. Pada intinya, bukan karena kemudian jadi banyak pembaca sehingga barangkali memengaruhi jumlah K-Rewards.

Bukan pula untuk menenarkan saya sebab tampil di halaman muka Kompasiana. Tetapi, lebih kepada bagaimana ilmu yang saya ikat dalam artikel telah saya bagikan kepada banyak orang.

Saya sungguh bersyukur, masih sehat sampai sekarang. Masih bisa berpikir baik dalam memahami sebuah buku. Masih pula dapat menyarikan inti-inti pembelajaran darinya. Itulah ucapan syukur saya dengan cara membagikannya.

Kalau mau saya simpan sendiri untuk kemahiran saya menulis cerpen, bisa saja. Tetapi, buat apa? 

Saya tidak tahu, siapa yang baca. Mungkin terasa sepele jika diketahui oleh pengarang yang sudah banyak makan asam garam. Tidak menutup kemungkinan juga, buku itu memberi pencerahan kepada pengarang pemula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun