Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sombong Bukan Identitas Penulis Sejati

5 November 2021   09:13 Diperbarui: 5 November 2021   09:17 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis, sumber: everydayplus via Kompas

Semakin banyak membaca, semakin aku menyadari, bukan aku bertambah pintar, melainkan betapa selama ini aku tidak tahu apa-apa dan barangkali terlalu banyak cakap dalam ketaktahuan itu. (Y. Edward Horas S.)

Sejauh ini saya menikmati proses menulis, baik sebagai penulis media daring maupun penulis buku (pada akhirnya). Spesialisasi saya mengarang. Tulisan lain seputar humaniora, gaya hidup, dan hobi. Bersama ini, ada 742 artikel dan 8 buku.

Saya sengaja memberi waktu sebisa mungkin setiap hari untuk menulis. Sepi dan hening adalah teman baik. Mereka selalu berhasil membantu menyelesaikan tulisan.

Selama menulis, saya suka senyum sendiri membaca tulisan. Beberapa pertanyaan terlontar dalam hati. Apa sebetulnya yang baru dari tulisan saya?

Berapa persen pemikiran autentik yang saya agihkan ke pembaca? Apakah saya hanya buang-buang kata dan salin tempel begitu saja? Seberapa bermanfaatkah pembaca setelah membaca tulisan saya?

Saya merenung-renung...

Pada sisi lain, saya kagum dengan figur beberapa sastrawan terkenal. Dalam usia kepengarangan dan kesenioran berkarya, tentu, mereka punya banyak penggemar. Barangkali ada yang fanatik.

Yang memikat saya adalah dalam ketenaran itu, mereka tetap tampil bersahaja. Sederhana dengan pakaian tidak berlebih. Tidak ada tampak gaya hidup kaya atau berusaha memamerkan apa yang sebetulnya bisa dipamerkan.

Kalau dinilai kualitas karya, sudah banyak yang mendunia. Diakui para penulis lain, yang juga terkenal. Nama melambung tinggi dan gampang ditemui berbagai tulisannya. Bukankah sebetulnya bisa dibanggakan? 

Saya jadi semakin bersemangat mengarang karena terpengaruh mereka. Ingin mengikuti gaya hidup mereka. Ingin dalam kepopuleran nanti (semoga dan amin), saya semakin mengosongkan diri dan menyadari bahwa sebaik-baik tulisan adalah soal berbagi untuk jadi manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun