Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cerpen Mitos dan Nilai Lebihnya

28 Oktober 2021   15:55 Diperbarui: 28 Oktober 2021   16:39 2092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mitos, sumber: ancientworldmagazine.com via idntimes

Tampilan muka buku, sumber: dokumentasi pribadi
Tampilan muka buku, sumber: dokumentasi pribadi

Cerpen
Cerpen "Dewi Duri" karangan Yudhi Herwibowo, sumber: dokumentasi pribadi
Soal duri pada bunga, ternyata itu adalah permintaan seorang dewi duri yang turun dari kahyangan. Ia diharuskan oleh sesosok untuk berbuat baik, tetapi ia tidak mengerti bagaimana caranya. Sosok itu menjanjikan bahwa jika kebaikan telah dilakukan, dewi akan mendapat mantra yang bisa mengabulkan satu keinginan.

Di dunia, ia bertemu dengan sebuah bunga yang bisa bicara. Bunga itu mampu menceritakan latar belakang dirinya, meramal nasibnya ke depan, bahkan saking akrab, terjalin hubungan yang terasa manis di antara keduanya. 

Kemudian, di tengah perjalanan, ia berjumpa seorang tabib yang memercayai bahwa putra penguasa tanah yang sedang diobatinya hanya bisa sembuh dari duri-duri langka. Begitulah, akhirnya, duri-duri pada tubuh dewi duri terpotong, seperti menderita.

Kebaikan telah dilakukan, mantra pun muncul. Permintaan silakan diajukan. Kemungkinan besar, pembaca akan menyangka, ia meminta kembali ke kahyangan. Kenyataannya, ia meminta bersatu dengan bunga itu dan melekat sebagai duri di tangkainya.

Mitos dalam pandangan sebagian masyarakat

Pada sisi lain, kita tidak bisa menampik, cerita turun-temurun yang dikisahkan orangtua kepada anak waktu kecil juga dipandang sebagai mitos oleh masyarakat.

Dongeng-dongeng khayalan dan sebab akibat singkat -- disadari atau tidak -- telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Karena logika belum begitu terlatih, kebanyakan anak kecil -- termasuk saya -- percaya saja. Semisal: 

kalau makan jangan sisa-sisa. Nanti, petani bisa menangis.

Bayangkan, bagaimana petani bisa tahu kalau nasi di piring kita tidak habis? Bukankah petani rumahnya jauh, berjarak beratus-ratus kilometer dari rumah kita? Apakah rohnya sedang di samping kita, mengamati kita sedang makan?

Tetapi, saya -- barangkali juga Anda -- percaya saja. Alhasil, kalau makan, ambil secukupnya saja. Kalau kurang, baru tambah. Terlebih menjadi percaya jika itu disampaikan orangtua dengan nada menakut-nakuti. Hahaha...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun