Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengapa Sebutan "Pengarang" Terkesan Negatif?

20 Oktober 2021   12:54 Diperbarui: 20 Oktober 2021   13:18 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengarang, sumber: Pixabay/Hans via Tribunnews.com

Suatu kali saya sedang bercakap dengan teman-teman tentang kebiasaan menulis yang saya gemari. Saya bercerita panjang lebar, bagaimana bisa saya suka menulis dan sekilas seputar cara mencari ide untuk dituliskan. Satu dua cerpen saya pernah saya bagikan untuk dibaca mereka.

Pada akhir perbincangan, ketika saya sebutkan sematan "pengarang" yang melekat di diri saya -- berdasarkan keterangan salah satu situs blog di mana saya terdaftar sebagai penulis di sana, salah satu teman sedikit tertawa.

"Pengarang? Bukannya itu negatif ya?"

Saya tertegun. Saya menangkap ekspresinya seperti memandang pengarang dalam konotasi (makna kiasan) negatif. Apa benar, pengarang terkesan negatif di sebagian masyarakat? Apa perlu kita ganti sebutannya?

Pujangga, penyair, dan pengarang

Dalam tulis-menulis, sependektahuan saya, ada tiga sebutan yang menandakan seseorang menghasilkan karya fiksi. Saya tidak bilang profesi, karena tidak semua menggantungkan hidup darinya. 

Ya, kalau sudah profesi, berarti ada fokus di sana dan menggelutinya benar-benar sebagai sumber penghasilan. Barangkali ada penulis yang menjadikan menulis sebagai hobi atau sampingan, itu bukan profesi.

Di KBBI, sebutan itu: pujangga, penyair, dan pengarang. Masing-masing dengan pengertiannya:

pujangga: pengarang hasil-hasil sastra, baik puisi maupun prosa dan ahli pikir; ahli sastra; bujangga

penyair: pesyair

pengarang: orang yang mengarang cerita, berita, buku, dan sebagainya; penulis dan pencipta; penggubah dan perangkai bunga, manik-manik, dan sebagainya: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun