Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kebaikan Menjadi Konten, Salahkah?

17 Oktober 2021   12:19 Diperbarui: 18 Oktober 2021   09:08 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbuat baik, sumber: Pixabay

Kembali lagi soal kebaikan. Apakah kebaikan yang dilakukan dan dibuat konten benar-benar tulus? Apakah benar-benar ada pengorbanan di sana, yang tentu jadi mulia jika tanpa pamrih?

Masalah niat dalam hati, hanya Yang Kuasa dan pembuat konten yang tahu. Kita tidak bisa menebak-nebak. Sebagai penonton, kita hanya tahu, pembuat konten sedang melakukan kebaikan.

Bagaimana nilai kebaikan itu sendiri? Sila Anda jawab. Perbuatan baik lebih tepat dinilai oleh orang di sekitar, bukan pribadi masing-masing.

Secara sengaja, saya bertanya ke teman-teman Instagram lewat story IG tentang bagaimana pendapat mereka seputar kebaikan yang dilakukan untuk konten. Apakah nilainya jadi berkurang atau tidak sama sekali?

Pertanyaan yang saya lontarkan, sumber: dokumentasi pribadi
Pertanyaan yang saya lontarkan, sumber: dokumentasi pribadi

Hasil jawaban, sumber: dokumentasi pribadi
Hasil jawaban, sumber: dokumentasi pribadi
Dari total responden, ada 73% menjawab "berkurang", sementara lainnya (27%) memilih "tidak sama sekali". Barangkali, alasan "berkurang" karena ada hal yang membuat responden itu tidak yakin bahwa kebaikan dikerjakan secara tulus adanya.

Yang pasti, yang paling bisa menilai adalah Yang Kuasa, sebagai pemberi ajaran agama, suatu saat nanti.

Pada akhirnya, kebaikan yang dikerjakan tanpa pamrih, timbul berbagai pengorbanan yang tulus dilakukan, tetap menjadi kebaikan terbaik yang sampai sekarang sebagian besar kita terus berusaha mengupayakannya.

Tidak mudah, berkorban bagi orang lain. 

...

Jakarta

17 Oktober 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun