Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Semut-Semut di Kamar Bapak

23 September 2021   03:46 Diperbarui: 23 September 2021   10:58 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Semut, Sumber: Pixabay/Hans Braxmeier via Kompas.com

Mereka merambati seprai yang tergeletak tidak karuan. Mereka naik ke celana jin bapak yang sudah sobek-sobek, terus berjalan di atas kemeja bapak yang penuh noda dan begitu kotor, sampai tiba di rambutnya di dekat telinga. Bapak masih mendengkur pulas.

Satu per satu mereka masuk ke lubang telinga kiri bapak. Semut itu merangsek masuk ke dalam, satu, dua, tiga, sepuluh, bahkan seluruh rombongan sudah masuk ke dalam.

Bapak terbangun. Ia bangkit dari tempat tidur. Ia meronta-ronta seperti kesakitan. Ia memiringkan kepala. Ia memukul-mukulkan tangan ke sisi kanan kepala. Ia berteriak kencang.

"Tolong-tolong!"

Ibu masih di dapur. Ia mengenakan alat pendengar untuk menikmati musik, mengobati hati yang luka karena ucapan bapak. Bapak terjatuh ke lantai. Ia menggeliat. Ia menggesek-gesekkan tangan ke telinga. Masih terdengar raungan. Aku menyaksikan dari balik pintu.

Aku berharap semut-semut itu sukses masuk ke dalam kepala bapak. Aku berharap semut-semut itu menemukan otaknya, lantas secara serempak mereka berseru kencang-kencang, "Kalau mau makan, kerja! Jangan malas-malasan!"

...

Jakarta

23 September 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun