Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kaus Kaki Samin

28 Agustus 2021   16:35 Diperbarui: 28 Agustus 2021   16:59 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kaus kaki, sumber: Pixabay.com

Saya begitu hafal bagaimana lekuk kotak-kotak otot seperti roti sobek pada bagian perutnya yang kerap ia pamerkan di depan cermin, sesaat sebelum kami bercinta. Saya sangat kenal kulit seluruh tubuhnya yang putih bersih tanpa bercak hitam di sana-sini yang diperolehnya dengan perawatan rutin setiap sebulan sekali di dokter kulit dan kelamin. 

Saya pun tahu jadwalnya membersihkan muka dan kosmetik lelaki apa saja yang ia pakai untuk menjaga wajah tampan dan rupawan itu. Tetapi, saya tidak pernah tahu, bagaimana bentuk sebenarnya dari kakinya yang tidak pernah mau ia tunjukkan karena selalu terbungkus rapat dengan kaus kaki itu.

Setiap berahi saya mulai memuncak, setiap datang penatnya dalam bekerja, kami akan selalu janjian di hotel bintang lima dekat kantornya pukul sembilan malam. Sebagai direktur yang masih lajang pada umurnya ke-40 tahun, tahun ini, ia selalu bebas pulang ke rumah tanpa ada yang menunggu. 

Hendak subuh pun pulang, tidak ada yang bakal marah-marah. Begitu pengakuannya pada saya. Sama seperti hasil penyelidikan saya suatu saat tentangnya. Saya pikir ia setia, karena tidak pernah lupa hadir dalam setiap janjian kami. 

Adakah lelaki yang lebih setia selain selalu menepati janji-janji dari perkataannya?

Karena itulah saya semakin cinta padanya. Awalnya, saya dipertemukan oleh seorang teman sebagai wanita pemuas nafsu belaka baginya. Saya pikir, ia juga begitu memanfaatkan saya. Semakin ke sini, saya seperti merasa menjadi wanita sesungguhnya karena dia.

Kebutuhan sehari-hari saya selalu dipenuhinya. Ia kerap menelepon sekadar menanyakan sudah makan atau belum. Ketika saya butuh uang untuk membantu keluarga, tanpa berpikir lama, ia akan mentransfer sejumlah uang yang selalu lebih daripada yang saya minta.

Saya pun selalu bergairah dan terpesona dengan prinsipnya dalam menjaga kesehatan dan kebugaran badan. Sama sekali tidak ada lemak menempel dalam perutnya. Ketika ia berkeringat sehabis olahraga, kaus oblongnya yang putih bersih dan begitu ketat itu akan basah dan memperlihatkan betapa seksi lekuk-lekuk tegas otot tubuhnya. Siapa perempuan yang tidak berahi melihat itu?

Saya sudah pernah merasakan betapa mahir ia mengulum lidah saya dalam mulutnya. Saya begitu terpikat dengan bau keringatnya yang berkali-kali berhasil membangkitkan berahi saya. Dari ujung rambut sampai mata kaki, saya begitu puas menikmati kemolekan tubuhnya. Tetapi, ia selalu tidak pernah berkenan, ketika saya meminta melepaskan kaus kaki hitam tebal di kaki kanannya.

"Saya lepas ya, Mas?" pinta saya waktu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun