Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tole Diterima Kerja

25 Agustus 2021   23:10 Diperbarui: 25 Agustus 2021   23:50 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada bau yang melekat pada tubuhnya sepulang kerja selain bau-bau kehidupan yang dibuang orang-orang yang sudah lelah dengan hal bernama kesetiaan. 

Setiap pagi, ia berganti baju dan meletakkan seragam kerjanya yang begitu bau itu, lantas menitipkan pada tempat jasa pencucian. Terkadang, tukang cuci bertanya, mengapa seragamnya bisa bau sekali. Menyengat hidung dan sangat menggairahkan. 

Tole hanya diam sambil tersenyum. Ia jarang menceritakan soal pekerjaannya, selain kepada ibu dan teman-teman indekosnya.

"Bu'e, Tole diterima kerja!" serunya lewat telepon malam itu. 

Sudah berkali-kali ia melamar di berbagai tempat. Sudah tidak terhitung banyaknya ia mendapat penolakan. Ada satu yang menerima. Tanpa pikir panjang, demi bisa mengirim uang untuk ibunya yang sedang sakit di kampung, demi terus bertahan hidup di kota besar ini, ia langsung mengiyakan tawaran itu.

"Syukur, Le. Kamu harus bersyukur ya!" jawab ibunya nun jauh di kampung dengan suara agak parau. Ibunya menderita batuk-batuk. Sesekali berdahak, beberapa kali berdarah, kejadian terparah seperti lehernya tercekik tidak bisa bernapas. 

Sudah diobatkan ke mana pun, tidak sembuh-sembuh. Ketika ia mendengar Tole diterima kerja, sedikit banyak memupuk kembali semangatnya untuk sembuh, yang entah sejak kapan sering timbul tenggelam, bahkan hampir redup.

"Iya, Bu'e. Semua juga karena doa ibu. Terima kasih ya."

"Uhuk... uhuk.... uhuk...."

Terdengar suara batuk. Kencang dan panjang sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun