Apakah sumber itu benar-benar dapat dipercaya? Apakah berita itu merupakan data dan fakta (bukan dugaan yang diolah)? Apakah itu diberitakan juga di berbagai sumber yang valid? Syukur-syukur langsung dari orang bersangkutan.
Ini menghindari tulisan kita berbau fitnah. Besar kemungkinan kita dituduh menyebarkan berita hoaks. Bisa pula dicap sebagai orang yang mengada-ada.
Tulis ilustrasi
Jika kita merasa gelisah setelah melihat perbuatan yang tersaksikan tidak benar, tidak masuk akal, bahkan merugikan, sudah tentu otak kita akan mengolah untuk membenarkan dan mencari solusi.
Kita mengoreksi perbuatan, bukan orang. Perbuatan yang salah itu pun terjadi pada beberapa orang lain. Oleh sebab itu, gunakan ilustrasi. Kemampuan menulis fiksi silakan dimanfaatkan. Bisa dengan pemeran pengganti, semisal "lelaki itu", "perempuan itu", atau nama samaran.
Bercerita lebih banyak pengalaman pribadi
Ini cara paling aman. Tidak membahas perilaku orang, tetapi lebih sering mengulas kehidupan pribadi. Banyak hal kecil seputar diri sendiri yang jika diamati lebih dalam, ada nilai pembelajaran kehidupan.
Tidak akan ada yang menuntut dan mempermasalahkan. Subjek tulisan hanya seputar saya, saya, dan saya. Kita bisa tidur tenang setelah menulis.
Gunakan kata sehalus mungkin
Dalam kamus, tersedia berbagai macam kata. Mulai dari yang baik hingga buruk. Yang menyenangkan sampai menyakitkan. Tentu, lebih banyak orang yang lebih suka membaca yang menyenangkan.
Sementara kata-kata menyakitkan, jika kita ingin sekali menuliskan, mungkin boleh diganti dan diperhalus. Semisal: kata "bodoh" dapat diganti dengan "tidak lebih pintar".