Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lima Kiat Menulis Minim Potensi Sengketa

14 Agustus 2021   21:19 Diperbarui: 14 Agustus 2021   21:44 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati-hatilah menulis! Karena tulisan adalah sama dengan ucapan. Keduanya berbahasa, kendati salah satu tidak bersuara. Pada hakikat, bahasa adalah soal rasa.

Keberadaan saya di Kompasiana mendekati satu tahun tiga bulan. Bersama tulisan ini, ada 637 tulisan (fiksi dan nonfiksi), terdiri dari 630 pilihan dan 65 Artikel Utama.

Bila Kompasianer mengamati, dahulu saya menjurus ke ragam fiksi, sampai telah terbit lima buku kumpulan cerpen. Sekarang, sedang giat menulis opini. Opininya pun tidak sembarangan, tidak seperti kebanyakan orang.

Saya memang suka membahas hal-hal unik yang mengganggu dan menarik pikiran saya. Saya tuangkan di tulisan, saya jernihkan masalah, dan coba cari solusi. Sebagai manusia, hal-hal yang saya alami kemungkinan besar dialami juga oleh orang lain.

Sampai sejauh ini, Puji Tuhan, tulisan saya minim sengketa. Bahkan bila boleh jujur, tidak ada yang mengundang masalah sehingga saya sampai diperkarakan. Hubungan baik yang rusak pun tidak ada. Saya memang hati-hati dalam menulis.

Pada sisi lain, dunia maya sekarang ketat diamati oleh pihak berwenang. Media sosial bisa diabadikan rekam jejaknya. Jika ada yang tidak suka, tersinggung, dapat dengan mudah dipersangkakan soal pencemaran nama baik.

Masalah, bukan? Niat menulis untuk mencari bahagia, eh, malah bisa masuk penjara karena pemilihan kata yang tidak tepat dan emosi berlebihan. Saya yakin, kita tidak mau hal itu terjadi.

Lewat pengalaman saya, izinkan kiranya saya berbagi lima kiat agar peristiwa yang tidak diinginkan semakin menghilang.

Minimalisir sebut nama jika bukan berdasar data dan fakta

Tidak bisa dihindari, sesekali kita menyebut nama dalam tulisan. Ada pula yang memakai inisial. Kita sudah mulai membahas orang. Perlu pengamatan lebih dalam tentang sumber berita seputar orang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun