Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pensiun Bukan Berarti Tidak Melakukan Apa-apa

8 Agustus 2021   08:31 Diperbarui: 9 Agustus 2021   04:54 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjalani masa pensiun dengan melakukan aktivitas berkebun. Sumber: Kompas.com

Jika ada wanita yang harus saya kagumi di dunia oleh sebab semangat dan kerja kerasnya, tidak ada pilihan yang layak disematkan selain kepada Mama saya.

Mama kelahiran tahun '46. Sekarang berumur 75. Kondisi beliau sehat dan bugar. Tidak ada sakit menyiksa, di luar rematik yang sesekali kambuh. Masih semangat setiap kali kami berkomunikasi.

Beliau adalah janda seorang pensiunan pegawai bank. Almarhum Bapak berpulang sebelas tahun lalu. 

Beliau tinggal di Jepara, dekat dengan kedua kakak. Akhir-akhir ini, seperti kebanyakan orang, beliau juga bercerita tentang berubahnya aktivitas yang dilakukan karena pandemi. Semakin sedikit karena belum boleh ke mana-mana.

Sudah pensiunan, kerjaan di kantor tidak ada, di rumah saja lagi!

Sebuah candaan

Pernah Mama berkisah, sesekali beliau diledek tetangga. Berhubung pensiunan pegawai bank, tentu lebih beruntung daripada orangtua lain.

"Ibu sih enak, setiap bulan masih 'nyoret'. Lha kami? Hehehe...," demikian celetuk itu. "Nyoret" diartikan masih mendapat gaji bulanan. Tentu, gaji itu jauh sekali nilainya dibanding gaji Bapak sebelum pensiun. Sebagai janda lagi, hanya beberapa bagian dari total pensiunan.

Menanggapi itu, Mama cuma tersenyum. Beliau begitu bersyukur, pada masa tua, masih ada jaminan hidup. Kendati sangat pas-pasan. Beliau tidak perlu banting tulang mencari nafkah. Tidak perlu pula merepotkan anak-anak.

Ilustrasi pensiunan, sumber: Pixabay
Ilustrasi pensiunan, sumber: Pixabay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun