Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tarif Seikhlasnya Itu Sebetulnya Berapa Sih?

31 Juli 2021   19:52 Diperbarui: 31 Juli 2021   20:08 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membayar dengan tarif seikhlasnya, sumber: pixabay

Pada sisi positif, tarif seikhlasnya memiliki maksud yang sangat baik. Tidak membebani konsumen atau pelanggan. Menyesuaikan dengan kemampuan keuangan.

Yang tidak punya uang, boleh memberi seadanya. Yang punya lebih, tidak salah memberi lebih banyak. Pemberi jasa lebih mengutamakan membantu dan tidak terlalu mementingkan pembayaran (namanya juga dia mengikhlaskan).

Mungkin, pemberi jasa menyadari bahwa dirinya suatu saat pernah dibantu orang waktu kesusahan, yang membuat dia berhasil bertahan hidup. 

Dirinya pun ke depan pasti akan membutuhkan bantuan orang, jadi sudah seharusnya membantu terlebih dahulu. Akhirnya, ia menitikberatkan lebih ke bantuan daripada meminta bayaran.

Akhir kata...

Kembali lagi ke kata ikhlas. Bila benar-benar keduanya (pemberi dan penerima jasa) ikhlas, seharusnya tidak ada yang boleh mempersoalkan besaran bayaran.

Tidak ada ukuran nilai kecil atau besar. Seberapa pun itu, tidak dipermasalahkan. Adanya bantuan yang telah diberikan dan diterima lebih ditekankan.

Masih ada pertanyaan yang mengganjal. Kalau tidak membayar, sebetulnya boleh tidak? Anda pribadi, kalau menemukan tarif seikhlasnya, biasanya bayar berapa?

...

Jakarta

31 Juli 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun