Pada sisi positif, tarif seikhlasnya memiliki maksud yang sangat baik. Tidak membebani konsumen atau pelanggan. Menyesuaikan dengan kemampuan keuangan.
Yang tidak punya uang, boleh memberi seadanya. Yang punya lebih, tidak salah memberi lebih banyak. Pemberi jasa lebih mengutamakan membantu dan tidak terlalu mementingkan pembayaran (namanya juga dia mengikhlaskan).
Mungkin, pemberi jasa menyadari bahwa dirinya suatu saat pernah dibantu orang waktu kesusahan, yang membuat dia berhasil bertahan hidup.Â
Dirinya pun ke depan pasti akan membutuhkan bantuan orang, jadi sudah seharusnya membantu terlebih dahulu. Akhirnya, ia menitikberatkan lebih ke bantuan daripada meminta bayaran.
Akhir kata...
Kembali lagi ke kata ikhlas. Bila benar-benar keduanya (pemberi dan penerima jasa) ikhlas, seharusnya tidak ada yang boleh mempersoalkan besaran bayaran.
Tidak ada ukuran nilai kecil atau besar. Seberapa pun itu, tidak dipermasalahkan. Adanya bantuan yang telah diberikan dan diterima lebih ditekankan.
Masih ada pertanyaan yang mengganjal. Kalau tidak membayar, sebetulnya boleh tidak? Anda pribadi, kalau menemukan tarif seikhlasnya, biasanya bayar berapa?
...
Jakarta
31 Juli 2021
Sang Babu Rakyat