Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memahami Senioritas sebagai Liku-Liku Pekerjaan

30 Juli 2021   14:58 Diperbarui: 30 Juli 2021   15:30 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pegawai senior dalam lingkungan kerja, sumber: Shutterstock via Kompas

"Tolong tugas ini disalin dan difotokopi seratus lembar! Cepat! Jangan pakai lama!" seru seorang pegawai pada pegawai baru di depannya. Pegawai baru itu tertunduk, seperti mengiyakan perintah.

Ia sudah beberapa kali mengalami perlakuan senior yang begitu suka memerintah. Padahal, itu bukan atasannya. Bisa seharusnya ia menolak. Tetapi, apalah daya, ia hanyalah seorang junior.

Apakah Anda pernah dibentak oleh pegawai senior (selanjutnya disebut senior)? Berapa kali Anda disuruh-suruh melakukan ini dan itu yang seharusnya bukan pekerjaan Anda? Seberapa sering Anda menahan emosi menghadapinya? Atau, Anda melawan dan terjadi perkelahian?

Sebelum bekerja, kita terlebih dahulu mengenal senioritas dari sekolah. Meskipun tersirat, tetap ada dan bisa dirasakan. Bisa di tingkatan sekolah menengah atau universitas.

Dahulu, senioritas nyata jelas dalam kegiatan perpeloncoan untuk siswa baru. Senior pun membuat kelas dan batas yang berbeda dengan junior, seperti ingin selalu dihormati. Bagi yang pernah kuliah, pasti merasakan. Hehehe...

Tetapi, bagaimana di lingkungan pekerjaan? Apakah senioritas juga ada? Bagaimana pula para junior sebaiknya menyikapi sikap senior yang sebagian dirasa tidak mengenakkan?

Senioritas ditinjau dari sudut...

Dalam lingkungan kerja, senioritas bukan dinilai dari sisi umur. Ada pegawai yang baru masuk umurnya lebih tua dibanding pegawai lama. Pada posisi itu, ia tetap sebagai junior.

Penilaian juga bukan dilihat dari seberapa tinggi gelar akademik dan pengalamannya di tempat lain. Namanya baru masuk, ia terhitung nol akan pengetahuan dan pengalaman di perusahaan. 

Pegawai lama tetap lebih berpengalaman dan mengenal seluk-beluk perusahaan. Peristiwa di tempat lain pun tidak seluruhnya sama dengan kejadian di perusahaan bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun