Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Bapak yang Mengayuh Sepeda 15 Km demi Vaksin, Saya Belajar Banyak

30 Juli 2021   05:37 Diperbarui: 30 Juli 2021   06:03 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan via akun CNN Indonesia di Youtube

Seorang lelaki menatap gawai dengan penuh haru. Pada salah satu media sosial, tersebar sebuah video yang mengundang banyak reaksi warganet. Ia menyaksikannya.

Ia tidak habis pikir dengan perbuatan seorang bapak dalam video. Betapa mengagumkan! Betapa meneladani! Sungguh, sangat menjadi inspirasi saat pandemi.

Kemarin saya dikejutkan atas peristiwa tidak biasa seputar vaksinasi. Satu rekaman yang diunggah oleh Satgas Covid-19 IDI Makassar, Helmiyadi Kuswardhana, memperlihatkan upaya luar biasa seorang bapak mendapatkan vaksin.

Tidak disebutkan umur (saya kira antara 45 s.d. 60 tahun) dan namanya, bapak itu diberitakan mengayuh sepeda sejauh 15 Km dari kediamannya ke lokasi vaksinasi. Bertopi abu-abu dan mengenakan masker hijau.

Ia terlihat berdiri dan mengantre sendiri di Nipah Mal, Makassar, dengan tubuh lelahnya. Tidak terlihat ada sanak keluarga mendampingi. Oleh sebab tidak punya ponsel, beliau tidak bisa mendaftar vaksin secara daring.

Pelayanan oleh tim vaksin diberikan secara manual. Beliau dilayani dengan baik, sembari sesekali memegang kakinya yang tentu pegal dan capai sehabis mengayuh sepeda.

Video itu tersebar di Instagram dan media sosial lain serta mengundang komentar positif warganet. Tidak sedikit yang menyukai dan memberi apresiasi. Saya pribadi belajar dan menemukan banyak hal baik darinya, lewat kalimat narasi pada video tersebut.


Harus banyak bersyukur

Sejenak kami hampiri, ternyata beliau tidak bisa mendaftar online karena tidak memiliki ponsel.

Satu kalimat pada video membuat saya tertegun. Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, masih ada ternyata masyarakat yang tidak punya ponsel. Betapa beruntung saya, bisa memilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun