Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menilik Manfaat Lain dari Ujian

27 Juli 2021   19:56 Diperbarui: 27 Juli 2021   19:58 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengerjakan ujian, sumber: F1 Digitals dari Pixabay

Menilai kemampuan belajar pribadi

Pada satu sisi, ujian tidak untuk melihat mana yang lebih baik dan terbaik. Jika kita mampu memahami hasilnya, kita akan tahu kemampuan belajar pribadi. Apakah sejauh ini metode belajar yang diterapkan sudah benar?

Apakah kita mampu menyerap hasil pembelajaran dengan baik? Tolok ukurnya sudah ada, tanpa perlu membandingkan dengan prestasi orang lain. 

Nilai satu sampai seratus skalanya. Satu adalah nilai terendah, seratus nilai sempurna. Tidak perlu melihat nilai orang lain.

Mengetahui potensi kemampuan yang menonjol

Dari sekian banyak mata kuliah atau pelajaran yang diujiankan, tentu ada satu lebih menonjol dari yang lain. Jika seseorang kuat di bidang seni, janganlah dipaksakan untuk mengoptimalkan daya hitungnya.

Jika orang suka menulis dan belajar bahasa, lebih baik tidak diminta lebih untuk belajar Matematika. Sebaliknya pun begitu. Orang yang suka angka, biarlah fokus pada kesukaannya.

Hasil ujian menggambarkan. Mana yang lebih kuat dan lebih disukai pribadi. Potensi dan kelebihan yang sungguh luar biasa jika diasah terus-menerus.

Memperbaiki bagian yang kurang

Kita juga bisa mengevaluasi diri atas bagian mana yang kurang. Melihat nilai-nilai di bawah standar. Meskipun kurang berminat akan bidangnya, tetaplah berusaha untuk mencapai standar.

Bukan menjadi yang terbaik, karena kita memang tidak serius di bidang itu. Pihak terdekat pun sebaiknya tidak mempermasalahkan, jika mampu menahan diri untuk tidak membandingkan dengan yang lain. Sekadar lulus, tetapi dengan prestasi menonjol pada satu bidang. Itulah yang dibawa sebagai keahlian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun