Semua dianggap berpikir sama
Baik ibu maupun anak tidak memberi masukan pada ayah. Bisa jadi mereka berpikir sama seperti ayah. Entah karena tidak tahu oleh sebab belum ada kejadian terdahulu atau berpikir terlalu positif.
Tidak ada penyeimbang dalam keseragaman pikir. Peristiwa anjing jinak menggigit dinilai tidak mungkin. Pada suatu kali, ada masalah yang membuat kita tidak habis pikir, bukan?
Pelaksanaan membutuhkan usaha lebihÂ
Kendati tahu kemungkinan anjing meloncat, ayah boleh jadi menghemat uangnya untuk mendirikan pagar. Ya, pagar kan tidak perlu-perlu amat, sementara kamar tidur dan ruang keluarga lebih berguna jika didesain senyaman mungkin.
Ada pengalihan penggunaan sumber daya untuk hal yang dinilai lebih penting. Lagipula, tidak ada masalah selama ini dengan pagar itu, sampai peristiwa anjing meloncat terjadi.
Manajemen risiko
Jika masalah belum terjadi, tidak bermakna tidak akan pernah terjadi, bukan? Sejauh tidak ada gangguan, bukan berarti selamanya, hidup bebas dari gangguan, bukan?
Oleh sebab itu, tidak heran manajemen risiko penting dikedepankan (bahkan mungkin ada divisinya) pada sebagian perusahaan. Bagian ini bertugas memetakan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan timbul sebagai dampak atas suatu kejadian.
Semisal tentang penjualan produk. Bagaimana jika produk tidak laku terjual? Bagaimana bila produk kalah saing dengan perusahaan pesaing? Seberapa besar rugi yang akan diderita?
Pegawai yang cenderung sering atau suka berpikir negatif tepat ditempatkan di bidang ini. Daripada pemikirannya tidak memberi sumbangsih untuk kemajuan perusahaan, lebih baik mereka memetakan risiko dan mencari alternatif solusinya. Kemampuan berpikir buruk berguna.