Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hati-hati Membuang Bungkus Paket!

11 Juli 2021   06:23 Diperbarui: 29 Juli 2021   18:45 2165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paket | sumber: freepik.com

Seorang wanita menunggu dari dalam kamar. Ia melihat jam dinding. Seharusnya, apa yang dia beli dua hari lalu sampai. Ia menengok ke luar rumah lewat jendela.

Seorang petugas berbaju hijau datang. Wanita itu senang sekali. Ia menerima sebuah barang. Ia membuka isinya. Bungkusnya ia lemparkan ke tong sampah.

"Paket!", Sebagian kita senang jika ada seseorang menyerukan itu. Pertanda barang telah sampai. Entah dari belanja daring atau pemberian seseorang. Bila dari yang disayangi, cie cie... Hahaha...

Semakin cepat kiriman datang, semakin suka. Kita tidak ingin lama-lama. Biasanya, kita gunakan jasa antar yang lebih mahal harganya agar lebih cepat sampai.

Ya, saat sekarang di mana mobilitas dibatasi dalam rangka pengendalian penyebaran virus Corona, transaksi jual beli daring marak dilakukan. Ini lebih praktis ketimbang harus ke pusat perbelanjaan.

Tinggal pilih di etalase toko daring, siapkan biodata penerima, lakukan transaksi pembayaran, dan tunggulah beberapa hari. Bagi yang tidak mampu mengendalikan nafsu belanja, terkadang kalap. Hahaha...

Namun, pernahkah kita simak sejenak, kelakuan kita selepas membuka paket? Adakah di antara Saudara yang membuang bungkusnya begitu saja ke tong sampah? Kiranya ke depan, hal ini perlu diubah.

Data dalam sebuah bungkus

Dalam sebuah bungkus paket, terdapat dua data penting, yaitu data pengirim dan penerima. Pihak pengirim adalah orang yang menjual barang atau mengirim paket ke kita.

Sementara data penerima berisi biodata kita. Keduanya minimal berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Ada pula yang disertakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada KTP dan barcode -- untuk memudahkan penjualan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun