Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

8 Alasan Beropini Lewat Tulisan Lebih Baik Ketimbang Bicara

10 Juli 2021   09:00 Diperbarui: 10 Juli 2021   09:06 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebebasan berpendapat di negara kita merupakan hak asasi setiap warga. Itu diatur dalam konstitusi. Siapa pun berhak berpendapat, sekaligus bertanggung jawab atas pendapatnya.

Contoh kecil, saat rapat di ruang kerja. Atau, pertemuan RT setempat. Lebih sederhana lagi, obrolan bersama anggota keluarga. Semua bebas menyampaikan unek-unek.

Ada yang bersemangat dan begitu membara saat bicara. Ada yang sedikit bicara tetapi sarat muatan. Ada pula yang banyak bicara tidak ada intinya.

Selain itu, berpendapat juga bisa dilakukan lewat tulisan. Bisa kita amati dari media sosial sekarang ini. Tulisan demi tulisan bertebaran layaknya koran. Tinggal dipilih dan dibaca semau kita. Kualitas masing-masing tentu berbeda.

Ada yang terlalu kritis tetapi kurang mengedepankan rasa. Ada yang berpendapat dari berita hoaks. Ada pula sekadar mencurahkan perasaan hati.

Saya akhir-akhir ini keranjingan meracik tulisan opini. Meskipun berpikir, ini melatih kemampuan kritis saya. Mempertahankan sekalian meningkatkan.

Berpendapat lewat bicara waktu rapat juga pernah saya lakukan. Tetapi, sejauh ini, saya lebih suka melalui tulisan. Terlalu banyak perbedaan signifikan seputar kualitas pendapat dan beberapa keuntungan yang hanya diperoleh dengan pengutaraan pendapat lewat tulisan.

Ada lebih banyak waktu

Keuntungan pertama adalah tersedia lebih banyak waktu. Sebagian besar kejadian, menulis tidak tergesa-gesa. Dilakukan saat hening dan perlu konsentrasi penuh.

Ada yang tiga puluh menit selesai. Satu jam ada. Lebih atau kurang dari keduanya pun ada. Seharusnya, semakin banyak waktu digunakan, semakin apik kualitas tulisan.

Minimalisir pengulangan kata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun