Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Apakah Media Sosial Pribadi Harus Digunakan untuk Pekerjaan?

15 Juni 2021   12:37 Diperbarui: 20 Juni 2021   09:30 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi media sosial pribadi. (sumber: pixabay.com/Erik_Lucatero)

Rapat hampir usai. Malam semakin larut. Seorang wanita berdiri di depan papan tulis putih. Ia menghadap lima orang karyawan yang duduk mengelilingi sebuah meja bundar.

"Baik, teman-teman. Sudah diputuskan, ini produk baru kita. Minta tolong bantu promosikan lewat akun media sosial (medsos) masing-masing ya!" katanya sambil tersenyum.

Keempat karyawan itu mengangguk cepat. Seorang lagi menekuk muka. "Apakah saya harus menggunakan medsos untuk urusan pekerjaan? Apakah saya boleh menolak mempromosikannya?" gumamnya dalam hati.

Zaman sekarang semua serba digital. Transaksi elektronik berperan utama. Medsos merajalela penggunaannya. Bagi sebagian orang, serasa seperti kebutuhan primer, menyaingi pangan, sandang, dan papan.

Dalam dunia pekerjaan, tidak semua karyawan memiliki akun medsos (seperti Facebook, Instagram, Linkedin, Youtube, Whatsapp, dan lainnya). Berbagai alasan mendasarinya.

Medsos pada dasarnya adalah alat di dunia maya untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam bersosial. Selama kebutuhannya telah terpenuhi di dunia nyata, seseorang bisa merasa tidak perlu memiliki medsos.

Di sisi lain, ada yang punya kepribadian tertutup, yang tidak suka mengumbar hal-hal pribadi di dunia maya. Boleh jadi ada juga yang gagap teknologi sehingga tidak mengerti membuat dan menggunakan medsos.

Sedangkan sisanya, punya medsos setidaknya satu. Semakin banyak semakin kelihatan "bersosial". Nah, tidak bisa dimungkiri, pada saat bermain medsos, kita kerap menemukan seseorang mengunggah konten bukan tentang pribadi, tetapi terkait perusahaan tempat ia bekerja.

Ragam konten

Ilustrasi mengunggah konten pekerjaan pada akun media sosial pribadi, sumber: pixabay
Ilustrasi mengunggah konten pekerjaan pada akun media sosial pribadi, sumber: pixabay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun