Lebih lezat jika pedas
Gorengan menjadi lebih lezat dilahap jika disertai dengan cabai rawit hijau yang pedas. Ketika biji cabai terlumat bersama tepung gorengan dengan minyaknya yang meluber di lidah, itu sering membuat ketagihan.
Teman nikmat bersama minuman
Sebagian kita pun suka makan gorengan bersama secangkir teh panas atau teman dari kopi hitam. Kudapan sore hari yang nikmat. Kombinasi makanan yang melengkapi rileksnya suasana.
Bandelnya kita
Kendati kita sudah begitu paham, gorengan sering digoreng dengan minyak jenuh -- minyak berulang-ulang kali dipakai -- sehingga berpotensi menimbulkan kolesterol jahat dan memicu terjadinya penyakit, kita tetap bandel menikmatinya. Hayo ngaku! Hahaha...
Biasanya, sebagian akan mengurangi porsinya dan menikmati secukupnya. Ada teman saya yang sebelum makan gorengan, sengaja memipihkannya di atas tisu agar minyak berkurang.
Ada pula yang tidak membeli gorengan di tukang gorengan, tetapi membuat sendiri di rumah. Minyaknya berkualitas baik dan sekali pakai. Lebih bisa dikontrol bahan bakunya. Semisal, mengurangi penggunaan micin.
Akhir kata...
Apapun itu, kita tidak bisa menampik, gorengan selalu tampil terlalu memesona. Semua tertarik, tidak muda tidak tua. Tidak yang masih sehat, tidak pula yang sudah penyakitan.
Nafsu kerap sulit dikekang saat mata telah memandang gorengan. Bakwan dan kawan-kawannya seakan punya tangan, melambai-lambai lidah untuk melumat mereka.