Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peribahasa Ini Ada karena Anda Buta

11 Juni 2021   23:23 Diperbarui: 12 Juni 2021   01:22 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buta, sumber: Dafinchi/Getty Images/iStockphoto 

Edisi perkataan Yesus Kristus di Injil Matius 7:3:

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Ketiganya bermakna sama. Kesalahan kecil milik orang terlihat, yang besar milik pribadi gagal teramati. Matanya seolah-olah cermat menggunakan mikroskop, sehingga kesalahan punya orang walaupun telah disembunyikan rapat-rapat, masih saja dapat disaksikan.

Apakah yang boleh disimpulkan atas ketidaksanggupan melihat "gajah" yang bermiliar-miliar kali ukuran "semut" dan "balok" yang juga begitu besar dibanding "selumbar", selain pikiran dan hati yang telah buta?

Makna tersiratnya

Ya, peribahasa itu ada karena diri kita telah buta. Buta yang berarti tidak tahu (mengerti) sedikit pun tentang sesuatu.

Buta menilai diri sendiri

Siapa yang ingin dikoreksi? Siapa yang mau dinyatakan kesalahannya tepat di depannya? Siapa yang berani diungkap kesalahannya di hadapan orang? Jika ada, pasti sedikit.

Orang lebih memilih menunjukkan kebolehan dan keunggulan, dibanding menilai kesalahan pada diri. Dikorek-korek tentang apa yang tidak benar perihal perilaku dan ucapan itu kerap tidak enak. Sebagian besar kita menghindarinya. Tidak ingin diri dinilai, terutama soal kesalahan.

Buta mengingat kebaikan orang

Kita mampu melihat kesalahan orang walaupun sangat kecil, karena rekaman kebaikan-kebaikannya telah hilang sempurna. Tidak ada yang menjadi dasar pertimbangan untuk mengabaikan kesalahan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun