Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Tepat Waktu, Penting Tidak?

4 Juni 2021   21:54 Diperbarui: 4 Juni 2021   21:58 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tepat waktu, sumber: Tribunnews.com/Ist

Kafe itu hendak tutup. Sebagian pelayan merapikan kursi. Sebagian lagi bersih-bersih lantai dan mematikan lampu. Musik jazz yang mengalun mulai dikecilkan.

Seorang lelaki dan seorang perempuan masih duduk di depan meja. Si lelaki melihat jam tangannya berulang kali. "Mana dia? Jam segini kok belum datang?" tanyanya pada si perempuan. Perempuan itu hanya tersenyum. "Kamu seperti tidak kenal dia saja!" jawabnya.

Setelah menulis perihal budaya salam (Ojigi) yang terinspirasi dari negeri Jepang:

 Baca: Urgensi Budaya Salam pada Era Kekinian

saya kembali tertarik mengulas sesuatu dari sana. Saya bukan pecinta Jepang, tetapi jika ada hal baik darinya, tidak ada salahnya kita pelajari dan terapkan. Namanya tepat waktu.

Merujuk ke tirto.id, ada tiga contoh peristiwa perihal tepat waktu yang menarik perhatian saya:

Menteri Penanggung Jawab Olimpiade, Yoshitaka Sakurada didesak untuk meminta maaf kepada seluruh masyarakat Jepang karena terlambat tiga menit dalam sebuah rapat parlemen. 

Pada Mei 2018, perusahaan kereta api di Jepang, JR-Railways, meminta maaf karena tiba 25 detik lebih awal dari yang dijadwalkan, dan karenanya seorang penumpang ketinggalan kereta.

Kisah serupa juga dialami oleh Kanako Hosomura, seorang ibu rumah tangga di Prefektur Saitama, yang benci jika terlambat, meskipun hanya beberapa menit. “Saya sangat mending untuk datang lebih awal dari janji karena itu lebih baik daripada membuat seseorang menungguku,” katanya. 

Ketepatan waktu adalah hal yang sangat penting bagi orang Jepang dan dianggap sebagai salah satu patokan sopan santun. Mereka diajarkan untuk tepat waktu sejak kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun