Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cara Saya Menyiratkan Rasa dalam Tulisan

31 Mei 2021   01:26 Diperbarui: 31 Mei 2021   02:10 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahagia setelah membaca tulisan, sumber: stock via psycologies.co.uk

Seorang lelaki menatap laptop di atas meja. Ia membaca sebuah tulisan pada satu platform blog keroyokan. Ia menikmati kata demi kata yang disajikan.

Sebuah senyuman lebar terbentuk di bibirnya. Perlahan, giginya terlihat karena tertawa kecil. Ia merasa seperti becermin seusai membaca tulisan. Betapa relevan penulisnya dalam berbagi pengalaman.

Saya percaya tulisan sama dengan ucapan. Menulis sama dengan bicara. Keduanya menghasilkan berbagai kata dalam rangkaian kalimat, berdasarkan hasil olah pikir, dan diharap lebih banyak bermanfaat.

Keduanya juga merupakan cerminan dari perasaan seseorang. Beragam emosi bisa kita temukan dari pilihan kata dalam ucapan dan nada suaranya. Jika kata-kata kotor atau umpatan dan dilantangkan, ada amarah di sana.

Dalam tulisan, bisa pula kita menebaknya. Meskipun tidak terdengar, kata lebih jelas terbaca dan didukung dengan penggunaan tanda baca. Amarah dapat tersirat dari tanda seru (!).

Senang, bisa dibuktikan dengan gaya bicara dan menulis yang bersemangat dan bercanda. Sedih, dilukiskan dengan nada bicara pelan dan terisak-isak, atau pilihan kata yang memilukan hati dalam tulisan.

Di Kompasiana, ada kategori khusus yang meluaskan Kompasianer menuliskan berbagai rasa tentang kehidupan. Pada kategori "Lyfe", tepatnya kanal "Diary". Seperti buku harian pribadi, Kompasianer bebas bercerita tentang yang sudah, sedang, atau diharap dialami.

Tidak menutup kemungkinan pula, kategori lain dapat kita siratkan rasa. Meskipun tidak tertulis jelas, saya kerap melakukannya, sehingga tulisan saya rasakan seperti sedang bicara saja.

Memikirkan kategori dan tema

Kategori yang paling menyentuh rasa setiap pembaca menurut saya adalah Humaniora dan Gaya Hidup. Humaniora terdiri dari Bahasa, Edukasi, Filsafat, dan Sosial Budaya. Sementara Gaya Hidup meliputi Fesyen, Hobi, Karir, dan Kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun