Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Saat Hewan Menjadi Sumber Pundi-pundi

27 Mei 2021   12:33 Diperbarui: 28 Mei 2021   13:42 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anjing pudel saya dulu. Repot sekali mengajarinya sekadar untuk buang air, sumber: dokpri

Seorang lelaki makan dengan lahap di atas meja. Menu kesukaannya, semangkuk soto ayam, tersaji hangat. Ia menyantapnya sampai habis. Matanya seraya melihat sesuatu, yang begitu menarik perhatiannya belakangan ini.

Sesekali ia tersenyum. Ia menganga pun pernah. Ia berpikir, bisa-bisanya terjadi hal yang tidak lazim, antara manusia dengan hewannya. Simbiosis mutualisme yang menguntungkan.

Saya akhir-akhir ini sedang keranjingan menonton akting seekor hewan yang sangat tidak biasa di salah satu platform media sosial. Hewan ini kerap ditemukan di alam liar, layaknya sungai di sekitar lingkungan berhabitat basah.

Namanya Otter. Awalnya saya kira berang-berang. Wujudnya hampir sama. Ternyata bukan. Saya suka melihat tingkah lakunya, betapa imut badannya saat bergerak, kelincahan berlari ke sana-sini, bisa diperintah, rakusnya waktu makan, dan lainnya.

Yang lebih membuat terpukau, Otter ini dipelihara oleh seseorang dalam rumahnya. Otomatis, terjadi perbedaan habitat dari semula liar menjadi buatan. 

Otter wajib beradaptasi. Melihat kesehatan dan keriangannya, saya kira pemiliknya berhasil merawat dan membuatnya nyaman dengan lingkungan dalam rumah. Selengkapnya, Anda dapat cek di bawah ini, ketika si Otter sedang makan daging ikan Salmon yang merah merona.

Fenomena serupa

Hal lain yang serupa juga kerap saya temui di media sosial lain. Anjing dari berbagai ras sering dipertontonkan oleh para pemiliknya. Mulai dari yang kecil seperti Cihua-hua sampai sebesar Saint Bernard, ada. Mereka begitu jinak dan patuh pada pemiliknya.

Di samping itu, masih ada kucing dengan bulu dan belang warnanya yang begitu menggemaskan. Kesehariannya bersama pemilik direkam dengan apik dan ditampilkan sebagai hiburan yang memikat banyak orang. Khususnya, para pecinta binatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun