Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

7 Momen Tepat Memberi Tanda Titik dalam Kehidupan

21 Mei 2021   10:24 Diperbarui: 21 Mei 2021   10:24 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda titik, sumber: awalilmu.com

Segala macam kesusahan yang diderita hari kemarin tidak perlu dibawa ke hari ini. Ketika jam dinding menunjukkan pukul 00.01, itu tandanya ada lembaran baru yang dibuka.

Kita bagaikan kertas putih kosong, yang siap digores cerita anyar. Membawa derita akan kesusahan kemarin hanya mengurangi semangat hidup dan merusak kebahagiaan hari ini.

Melewati kegagalan

Tidak selamanya orang sukses. Pasti adakalanya gagal. Kenyataan tidak sesuai harapan. Kekesalan kerap muncul. Kita berpikir sejenak untuk merenunginya. Sesekali terpaksa rehat untuk memulihkan diri.

Tidak ada yang salah dengan itu. Kegagalan wajib diterima sebagai salah satu fase kehidupan. Tetapi, jangan berhenti karenanya. Lewati saja dan belajar darinya. Suatu saat, pasti kita sukses.

Penghakiman diri

Berlanjut dari kegagalan, kita akan memeriksa kesalahan diri apa yang menjadi penyebabnya. Apakah kita bodoh, ceroboh, tidak cerdik, kurang bijak, atau memang bertindak buruk dan jahat?

Jika menyesal, tandanya kita sadar kesalahan itu merugikan. Boleh kita beri hukuman -- selain kegagalan -- agar diri jera. Setelah itu, tidak perlu lagi menghakimi.

Terus-terusan menyalahkan pribadi hanya membuat kita semakin tenggelam dalam keterpurukan. Kita perlahan lupa dengan keunggulan dan potensi diri. Keberhasilan semakin jauh dipandang mata.

Melakukan kebaikan

Melakukan kebaikan adalah sebuah kewajiban yang diatur oleh agama. Semua berlomba melakukannya. Semua suka dengannya, meskipun ada kepentingan diri yang dikorbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun