Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

7 Momen Tepat Memberi Tanda Titik dalam Kehidupan

21 Mei 2021   10:24 Diperbarui: 21 Mei 2021   10:24 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda titik, sumber: awalilmu.com

Seorang siswa terduduk lesu. Ujian hari itu sangat gagal. Ia tidak menyangka, soal Bahasa Indonesia begitu rumit. Ia sadar, terlalu menganggap enteng sehingga belajar sekenanya.

Keluar dari ruang kelas, ia terus menundukkan kepala. Ia kesal terhadap dirinya. Ingin sekali ia mengulang hari kemarin dan belajar lebih keras. Bagaimana nanti reaksi orangtuanya saat mendapati nilainya buruk?

Anda pasti tahu apa itu tanda titik. Selama belajar (minimal sekolah dasar), waktu mengikuti Bahasa Indonesia -- terutama penyusunan kalimat --, kita diajari meletakkan titik di akhir kalimat.

Itu pertanda satu kalimat telah selesai dan kita berlanjut pada kalimat berikutnya. Berbeda dengan koma, yang mengartikan kalimat itu belum selesai dan masih ada terusannya.

Dalam kehidupan, bisa kita analogikan tanda titik sebagai saat mengakhiri sesuatu dan berpindah ke fase kehidupan berikutnya. Kita telah melewatinya, belajar darinya, lalu memutuskan untuk lanjut.

Tanda titik sangat diperlukan agar kehidupan kita dapat berlangsung lancar dan baik. Tidak terkendala berbagai masalah yang bisa mengurangi motivasi dan merusak diri. Berikut momen-momen tepatnya:

Memaafkan kesalahan orang

Ketika kita mantap memutuskan untuk memaafkan kesalahan orang pada kita, tanda titik wajib disematkan. Saat itu, sebaiknya diikuti dengan kemauan penuh melupakan kesalahannya.

Mengungkit kesalahannya dalam pikiran hanya menyakitkan hati. Menceritakan kesalahannya pada orang hanya merusak citra diri. Selain itu, kita jadi susah menjalin hubungan baik kembali dengannya.

Kesusahan sehari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun