Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Wahai Penulis, Kapan Terakhir Anda Berkeringat?

18 Mei 2021   06:12 Diperbarui: 18 Mei 2021   06:15 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berkeringat, sumber: thinkstock

Seorang lelaki masih asyik di depan gawai. Berbagai ide bermunculan dan memaksa dituliskan. Tangannya sedari pagi tidak berhenti menekan tombol pada papan ketik. Ia memang sedang gemar menulis. Segala pandangan yang menurutnya bermanfaat, dituliskannya untuk kemajuan dunia literasi. 

Sedetik, ia berhenti menulis. Tanpa sengaja ia memandang ke bawah, tepat ke arah perut. "Lah, kok sudah segini majunya?" katanya pada perut dengan nada sedikit menyesal.

Di atas adalah ilustrasi saya suatu waktu. Mungkin juga sebagian Anda. Saya begitu gemas melihat perut mulai bergelambir. Begitu khawatir juga, takut-takut terkena obesitas.

Harus saya akui, kecanduan menulis membuat saya kurang gerak. Berkali-kali, keasyikan menulis mengakibatkan kurang tidur. Belum terhitung membaca, yang juga hanya diam di tempat. Otak bekerja keras, sementara otot tidak bergerak.

Urgensi kesehatan

Pada era sekarang, semua orang bercita-cita untuk sehat. Orang sudah begitu hafal, sehat adalah mahal harganya. Ia tidak datang begitu saja, tetapi diusahakan dengan berbagai cara.

Makan makanan bergizi, istirahat yang teratur, olahraga rutin, pengendalian emosi jiwa, sering bahagia, dan lainnya, yang itu secara sadar harus dikerjakan.

Jika dikaitkan Corona, orang berupaya untuk ketat mematuhi protokol kesehatan, memilih banyak berdiam di rumah, menjauhi kerumunan, bahkan tahun ini sebagian rela tidak mudik. Meskipun, kita tidak menampik, ada yang tidak melakukannya.

Semua demi kesehatan tubuh. Sehat adalah sebuah investasi yang berbuah waktu. Jika selalu sehat, maka selalu ada waktu yang potensial untuk produktif. Berlaku pula untuk para penulis.

Menulis Tidak Mungkin Berkeringat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun