Tidak ingin menambah penderitaan
Dengan kita tertawa, sesekali juga berniat untuk menghibur orang. Kita tidak ingin melihat teman atau saudara sedih dan larut terus-terusan dalam penderitaan.Â
Seusai kita bersimpati dan berempati untuk beberapa waktu, ada saatnya kita mengajak mereka bangkit, agar tetap kuat menjalani kehidupan. Tertawa dapat meringankan beban penderitaan.
Orang itu jahat
Ini penyebab yang terlalu nakal, tetapi ada. Kita tertawa karena orang yang telah melukai kita, mengalami penderitaan, sehingga terlihat mendapat balasan.
Kita senang dan begitu puas, pihak-pihak yang menjahati kita, hidupnya sengsara. Kendati bukan kita yang melakukannya, serasa ada keadilan yang terjadi. Memang, sudah sewajarnya, orang yang berperilaku jahat suatu waktu juga dijahati.Â
Saya tidak melarang kita tertawa lewat tulisan ini. Pada dasarnya, tertawa menghasilkan semangat dan membuat bahagia. Tetapi, dengan tidak mengamati dan ikut merasakan situasi yang terjadi (tepat atau tidak), kemudian kita tertawa berdasarkan hasil pikir pribadi, mungkin perlu dipertimbangkan ulang, agar kualitas sikap tidak terlihat ganjil atau bahkan tertangkap meremehkan dan tidak peduli dengan keadaan sekitar.
Sedihlah bersama orang yang lagi sedih. Tertawalah bersama orang yang sedang tertawa. Sama-sama satu rasa dalam perbedaan tiap-tiap karakter. Itulah seyogianya, perilaku yang berkembang di kehidupan nyata. Catatan ini sekaligus menjadi pengingat bagi saya.
...
Jakarta
16 Mei 2021
Sang Babu Rakyat