Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Adiksi Media Sosial? Mungkin 8 Hal Ini Penyebabnya

8 Mei 2021   13:05 Diperbarui: 8 Mei 2021   16:23 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi media sosial, sumber: Okezone Techno

Pernahkah kita sadari, ponsel pintar telah membunuh banyak perkakas? Semua serba ada di sana. Kamera untuk memotret, buku catatan sebagai pengingat, aplikasi pengolah data untuk bekerja, pemutar musik untuk mendengar lagu, dan sebagainya. Kita tidak perlu beli alat khusus untuk memenuhi kebutuhan itu.

Begitu pula tiap-tiap media sosial. Mereka saling berlomba menyediakan berbagai fitur, yang tujuannya menjaga agar pengguna tetap setia. Bisa nonton tv, unggah video, kreasi gambar, berbagi lokasi, menjual barang, dan seterusnya.

Banyak sejarah

Foto-foto kita masa lalu banyak tersimpan di media sosial. Segala tulisan dan memo penting pun terekam rapi di sana. Dengan melihatnya, otomatis kesukaan akan kenangan lampau terputar kembali.

Banyak cerita menghangatkan. Foto-foto itu tiba-tiba berbicara, mengulas sejarah. Sesekali, tanpa dicari, media sosial juga memunculkan foto sejarah itu di tampilan muka akun kita. 

Kebebasan berpendapat

Dalam dunia nyata, ada banyak batasan yang membuat kita tidak leluasa berpendapat. Kegagapan berbicara karena takut dan tidak percaya diri seusai menatap langsung wajah seseorang, ketidaksempatan ngomong sebab tidak ada waktu, dan lainnya.

Sementara di media sosial, kita hanya menatap layar dan banyak waktu untuk merangkai kata. Sejatinya, seluruh orang bebas berpendapat. Ini pun hak asasi manusia. Lewat media sosial, ini dapat dipenuhi. Akun kita bebas berbicara segala macam, sesuai apa yang terpikirkan otak. Bagi yang bijak, mempertimbangkan satu dua rambu.

Seluruh penyebab adiksi itu berhasil mempertahankan eksistensi seseorang dalam dunia maya. Segala perilaku dan ucapan yang timbul olehnya lewat akunnya, membentuk penilaian orang atas karakternya.

Apakah dia pribadi yang baik dan bijak atau orang yang seenaknya ngomong ngalor ngidul dan hanya mencurahkan emosi sesaat? Ini bisa menjadi pertimbangan orang lain, memutuskan tetap atau berhenti berteman dengannya.

Pada harapan, orang ingin tampil baik di media sosial. Satu dua kepalsuan muncul. Hal-hal yang bukan dirinya di dunia nyata, diubahkan sedemikian rupa di sana, agar tercitra dan terjaga nama baik. Pada kenyataan, pengendalian diri sesekali tidak maksimal. Timbul pula beberapa hal buruk di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun