Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Urgensi Mengapa Nama Baik Wajib Dijaga

7 Mei 2021   17:54 Diperbarui: 7 Mei 2021   18:43 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membersihkan nama baik, Sumber: infokatolik.id

Bagaimana jika nama kita telah tercoreng?

Tidak ada manusia yang sempurna. Terkadang, kelemahan di luar pengendalian diri terjadi. Satu dua perilaku buruk muncul. Direkam baik pula oleh orang-orang. Memang, orang-orang gampang mengingat yang buruk daripada yang baik. Lantas, bagaimana menyikapinya?

Dengar koreksi

Jika ada yang memberi masukan dan koreksi atas perilaku buruk kita, sebaiknya dengarkan benar. Suatu saat kita mungkin sulit bahkan buta menilik kelemahan diri. Kita butuh orang lain untuk mencermatinya.

Ubah perilaku

Jika masukan memang benar, tidak ada salahnya kita koreksi perbuatan. Semua semata-mata untuk memperbaiki nama baik. Kita harus bersedia mengubah perilaku, meskipun itu kesukaan kita, jika memang kenyataannya merugikan.

Lakukan terus kebaikan

Jangan pikirkan keburukan yang sudah terjadi. Lakukan terus perbuatan yang sudah dikoreksi, dilengkapi dengan kebaikan-kebaikan lain, hingga menjadi sebuah kebiasaan yang melekat. Bahkan kita merasa tidak lengkap jika tidak melakukannya. Kita tidak bisa bila tidak berbuat baik. Kegelisahan tertinggi pertanda kita telah berubah.

Abaikan omongan orang

Dalam setiap perubahan menuju kebaikan, tentu masih hadir satu dua orang di sekitar yang mengingatkan kita akan keburukan masa lampau. Mungkin mereka tidak suka atau dendam. Abaikan saja, selama kita memang telah berubah. Yang dituduhkan sudah tidak ada.

Seluruh pemikiran ini tidak sekadar pemikiran. Tetapi, merupakan ramuan dari hasil pengalaman saya, jatuh bangun menjaga nama baik. Ada perasaan yang terluka. Ada kebanggaan yang melimpah. Jika sudah baik, betapa wajib kita pertahankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun