Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kesenangan Maya yang Menjadi Candu

3 Mei 2021   21:34 Diperbarui: 3 Mei 2021   21:58 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dunia maya, sumber: artikel.pricearea.com

Dari dua puluh empat jam sehari, berapa lama waktu yang kita gunakan di depan gawai, entah ponsel pintar, komputer, televisi, dan lainnya? Semua peralatan canggih yang tercipta dari kehadiran teknologi. Segala perkakas yang ada untuk membantu kehidupan kita.

Coba kita kecilkan lagi lingkupnya. Saya akan bahas ponsel pintar saja. Apakah Anda setuju, bila nanti ada pencarian sidik jari manusia dari sebagian besar kita, benda yang tertempel olehnya paling sering adalah ponsel pintar?

Bangun tidur, tidak mandi, bahkan mungkin belum doa, tangan sudah otomatis menyentuhnya. Membuka media sosial dan melihat pemberitahuannya. 

Ada yang suka tidak dengan unggahan kita? Banyak yang memberi komentar positif tidak? Atau, berapa yang membagikan unggahan kita lewat status mereka?

Ketiga pertanyaan ini serasa menjadi candu. Bila Anda tidak setuju, tidak apa, karena saya sedang membicarakan diri saya. Sistem otak saya sudah diatur senang ketika segala unggahan dalam dunia maya, berjibun yang suka, berkomentar positif, dan membagikannya.

Hidup mendadak bahagia. Senyum langsung mengembang. Sesekali menepuk dada, merasa bangga telah berguna. Di dunia maya. Ya, dunia maya. Dunia nyata? Saya belum melakukan apa-apa. Saya masih berbaring di atas tempat tidur.

Hidup di dunia maya

Era sekarang, hidup dalam dunia maya lewat gawai tidak bisa terelakkan. Pengaruh globalisasi yang menuntut kita selalu memperbaharui berita setiap hari agar tidak ketinggalan zaman.

Alat komunikasi yang dipakai semua orang dalam segala keperluan, baik lingkup keluarga, teman dan sahabat, maupun pekerjaan kantor. Media sosial untuk beroleh pengakuan dan aktualisasi diri.

Begitu dominan peran gawai dalam kehidupan. Mungkin, sepanjang aktivitas seharian, waktu kita tersedot lebih banyak dalam dunia maya yang disediakannya.

Belum lagi terhitung beragam hiburan dan tontonan yang tidak kalah menarik. Bahkan, secara tidak sadar, kita memakai gawai setiap waktu, tidak terkecuali saat berkendara. Ini menjadi perhatian dan sudah ada hukumannya jika ketahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun