Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sarana Curhat Terselubung, Menulis, dan Bernyanyi

27 April 2021   18:28 Diperbarui: 27 April 2021   18:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Getty Images

Seperti diurai di atas, menulis dan bernyanyi tidak perlu teman. Cukup laptop atau buku dengan bolpoin di atas meja dan bermodal suara. Silakan kita menulis cerita pedih di laptop. Silakan pula bernyanyi kisah sedih dalam kamar atau kamar mandi.

Kita bisa melakukannya sendiri. Dan itu, dianggap wajar oleh orang-orang. Bernyanyi sendiri dan menulis sendiri. Bukan sesuatu hal yang aneh, dibanding berbicara sendiri karena tidak ada teman.

Tidak mudah diketahui

Orang tidak gampang mengetahui kita sedang curhat. Pilih saja lagu kesukaan untuk dinyanyikan. Bilang saja sedang suka lagu itu, padahal lagu itu benar-benar sedang kita banget, menggambarkan kondisi kelemahan kita.

Menulis pun sama. Tidak ada orang dengan sengaja melihat laptop kita, mengamati apa yang kita tulis, lalu membahasnya serta menyimpulkan bahwa kita sedang curhat. Bila catatan pribadi, cukup kita yang tahu. Bagi orang yang malu tertangkap curhat, ini begitu efektif.

Menjadi karya

Curhat lewat tulisan banyak yang berbuah karya. Dikemas dalam bentuk cerpen atau novel. Bila tidak ingin panjang-panjang, puisi juga bisa. Tulisan opini sesekali pun sebuah curhat.

Jika sudah banyak tulisan, bisa dibukukan. Seperti itu pula lirik lagu yang diciptakan para komponis. Lirik lagu mengandung kisah-kisah curhat dari komponis itu sendiri atau kisah orang lain yang menginspirasi mereka. 

Bila Anda punya keahlian menciptakan lirik yang menyentuh perasaan, sekaligus tahu nada, curhat lewat lirik lagu dapat menjadi alternatif. Bila jumlahnya telah cukup, bisa disatukan menjadi sebuah album. Curhat berubah jadi karya. Produktif, bukan?

Beroleh nama

Sejalan dengan karya, orang yang berkarya, bila karyanya tenar, otomatis ikut terkenal. Banyak yang populer sebagai penulis. Tidak sedikit pula yang menyandang nama seorang penyanyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun