Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tentang Ameliorasi dan Peyorasi

25 April 2021   08:21 Diperbarui: 25 April 2021   08:50 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ameliorasi, sumber: jp.bloguru.com

Teman bermain, bertengkar, dan bercanda. Sudah biasa dipercakapkan kata-kata santai, seperti "elo", "kamu", dan lainnya. Saya kira tidak ada yang memanggil "saudara".

Ketika sedang emosi

Waktu marah, perasaan bergejolak lebih dahsyat daripada logika. Tidak ada lagi mengatur kata-kata dengan sopan. Umpatan, cacian, makian, semuanya kata-kata tidak sopan.

Tanpa kita sadari, peyorasi berlimpah di sana. Melukai hati orang. Merendahkan martabat orang. Ketika emosi sedang bekerja.

Akhirnya, bahasa adalah soal rasa. Kalau kita ingin dihargai dan dihormati, tentu wajib lebih dahulu menghargai dan menghormati orang. Jika kita tidak ingin direndahkan, kita pun seyogianya menjauhi penggunaan kata-kata peyorasi.

Kata-kata yang sudah keluar dari mulut kita, bila itu telah melukai hati orang, sulit ditarik kembali. Kita meminta maaf, belum tentu seketika pulih. Oleh karena itu, bijak-bijaklah berkata-kata. 

"Saya pulang dulu ya, teman. Besok kita berbincang lagi. Salam buat istrimu," kata lelaki itu. Ia mengemasi barang dalam tasnya. Lantas, pergi begitu saja dari warung bubur kacang hijau itu.

Kedua temannya mengernyitkan dahi. "Istri, istri siapa? Bisa-bisanya dia titip salam," celoteh salah seorang dari mereka.

...

Jakarta

25 April 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun