Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lima Tip agar Orangtua Kita Panjang Umur

22 April 2021   09:46 Diperbarui: 23 April 2021   13:08 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai anak perantauan, tinggal jauh dari orangtua, kerinduan bertemu niscaya selalu melanda. Beratus-ratus kilometer jarak yang memisahkan, tidak semudah itu ditempuh, pada saat sekarang.

Terlebih, ada larangan mudik ketika lebaran nanti. Sebagai warga negara yang baik, saya tentu mematuhi hal itu. Lebih parah lagi kerinduan saya pada orangtua. Tetapi tidak apa, demi kebaikan bangsa.

Orangtua saya tinggal satu, yaitu Mama. Berdiam di Jepara, dengan kedua kakak yang dekat dengannya. Sementara saya di Jakarta. Beliau sudah lansia umurnya, sehingga mobilitas ke mana-mana terbatas.

Selama Covid-19 terjadi, kami terus berhubungan lewat telepon, video call via WA, dan pesan. Saya usahakan sebisa mungkin tetap berkomunikasi, menjaga kehangatan ikatan antara ibu dan anak. Mama pun begitu.

Mama juga kerap memberi pesan dalam setiap perkataannya, waktu kami bertelepon. Sebagai anak, saya mendengarkan penuh. Pesan-pesan orangtua selalu berharga. Bagi beliau, itu harus saya kerjakan, semata-mata agar beliau mampu panjang umur, bersama kebahagiaan-kebahagiaan yang terus diharapkan.

Jangan bertengkar antarsaudara

Saya dan ketiga kakak juga berkomunikasi. Terkadang, ada hal-hal yang mengganggu di antara kami. Semisal, ada yang meminjam uang, ada yang tidak mengembalikan, ada pula yang bahkan meminta.

Mama selalu ingin kami bersaudara dengan baik. Saling membantu yang berkekurangan. Tetapi, Mama juga menegaskan, agar sedapat mungkin tidak merepotkan saudara. Bila bisa diusahakan sendiri, jangan meminta bantuan.

Tiap-tiap saudara punya keperluan masing-masing. Tiap-tiap saudara juga terbatas kemampuan finansialnya. Saya sendiri, jika ada uang berlebih, saya akan pinjamkan. Tetapi, jika tidak dikembalikan, saya akan perhitungkan untuk tidak meminjamkan lagi.

Saya sebetulnya bisa marah, karena piutang saya tidak dibayar. Namun, mengingat pesan Mama, daripada Mama tahu kami bertengkar, di mana itu akan mengusik pikirannya, lalu berimbas pada kesehatannya, saya memilih diam.

Berprestasilah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun