Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Berbicara di Depan Umum

21 April 2021   10:53 Diperbarui: 21 April 2021   11:14 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat memberi sosialisasi di Yogyakarta, Sumber: Dokpri

Saya, Sumber: Dokpri
Saya, Sumber: Dokpri
Siapa sangka, wajah bocah di foto atas, bertahun-tahun kemudian, terbiasa berani bicara di depan umum? Bocah yang pertama kali takut disuruh Mamanya untuk bernyanyi, mengisi acara gereja, saat hiburan seusai ibadah selesai.

Saat itu, si bocah takut melihat para jemaat. Takut ditatap wajah-wajah yang berharap penampilan bagus darinya. Takut berdiri sendiri di depan panggung. Ketakutan seorang bocah yang bisa-bisanya hilang karena satu perkataan Mama.

"Anggap saja, Ras, orang di depanmu itu batu. Kamu bernyanyi di depan batu. Tidak perlu takut," ujar Mama waktu itu.

Sejak itu, si bocah, seiring pertambahan jam terbang bernyanyi, dari panggung ke panggung gereja, lama-kelamaan semakin asyik dan nyaman memegang mik dan dilihat banyak orang.

Kebiasaan itu dibawanya sampai dewasa. Ketika ia diberi tugas untuk memberi materi sosialisasi ke daerah, perkataan Mamanya selalu diingatnya. Tetapi, dengan sedikit modifikasi, bahwa batu-batu itu bisa bicara.

Selain itu, ia juga melakukan beberapa hal berikut, agar penampilannya semakin mantap:

Pelajari materi sebaik-baiknya

Ia tidak ingin mengecewakan peserta yang telah mengundangnya. Ia mau kehadirannya dapat menjelaskan secara maksimal dan menjawab sebisa mungkin seluruh pertanyaan peserta.

Oleh sebab itu, ia memperdalam teknis materi yang akan disosialisasikan, memperluas wawasan dengan membaca literatur, serta meramu sejumlah pengalaman dari kisah peserta sosialisasi sebelumnya.

Ia akan bicara hal-hal yang dikuasainya dan tidak berpura-pura pintar menjelaskan hal-hal di luar pengetahuannya. Ia begitu puas bila selesai sosialisasi, para peserta dapat tercerahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun