Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Plus Minus Seorang Cerpenis

18 April 2021   17:24 Diperbarui: 18 April 2021   19:39 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: shutterstock 

"Abang memang punya bakat. Ending-nya bagus itu. Lanjutkan, Bang."

Itu satu tanggapan teman lewat WA seusai membaca cerpen saya. Tentu, saya senang mendapat apresiasi. Dianggap bisa bercerita dengan apik dan menutupnya dengan sempurna, tanpa bisa diduga.

Belum lagi komentar para Kompasianer. Terkadang saat saya kehilangan semangat, saya baca lagi tanggapan dan komentar itu. Bolehkan memupuk bangga lewat kepuasan karya sendiri?

Produktif

Saya dipandang produktif bisa menulis buku begitu banyak dalam kurun waktu kurang dari setahun. Ketika saya promosi buku di media sosial, satu demi satu komentar yang mendukung dituliskan para teman.

Jujur, ini juga membesarkan hati saya. Obat saat lelah datang.

Ketiga apresiasi tersebut saya terus abadikan dan sesekali saya baca. Ini semata-mata untuk mengimbangi anggapan miring tentang seorang cerpenis.

Suka membicarakan orang

"Hayo, ngomongin siapa di cerita itu?"

Ada, Anda para cerpenis, dituduhkan seperti itu? Mau tidak mau, kita "ngomongin" orang di cerpen. Ketika tokoh diceritakan sebagai orang ketiga, ada pandangan kita membicarakan orang.

Apalagi bila terasa nyata dan tidak ada fiksi sama sekali. Lantas, bagaimana bisa tidak membicarakan orang? Penokohan mulai dari bentuk fisik, perilaku, kebiasaan, kelebihan, dan kekurangan itu melekat pada orang dan menjadi salah satu bahan cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun