Jam istirahat kali ini dirasanya begitu sebentar. Dia sama sekali tidak menikmati. Benaknya terganggu. Sudah berhari-hari, dia tidak habis pikir, bisa-bisanya ada peristiwa yang tidak masuk akal itu.
Hatinya carut marut. Dia begitu gelisah, bingung menghadap ketua OSIS sebentar sore. Bagaimana caranya berkilah lagi. Satu-satunya kekurangan iuran Agustusan dari kelasnya belum tertutupi. Sementara dia tidak punya uang untuk menalangi.
Siapa
"Siapa" menjelaskan pihak-pihak yang berseteru dalam konflik. Orang-orang yang bermasalah, bisa pula orang yang hadir mendatangkan solusi. Bila dongeng atau fabel, pihak berupa karakter hewan.
Dia masih duduk. Dia mengacak-acak rambut panjangnya. Tangannya terus mengepal, semakin kencang, seperti menyimpan berjuta amarah atas penolakan demi penolakan yang dia alami.
Matanya menyorot tajam. Dia menatap seorang teman yang tidur begitu santai di atas meja, mendengkur tanpa berdosa, dengan ringan menutup mata seolah-olah tidak ada masalah.
Di Mana
"Di Mana" memaparkan lokasi kejadian konflik. Apakah itu dalam ruangan (indoor), luar ruangan (outdoor). Barang-barang di sekitarnya juga bisa diceritakan untuk menguatkan situasi lokasi.
Suhu udara semakin hangat. Kipas-kipas yang bergelantungan di dinding rusak. Jendela tertutup rapat, tidak bisa dibuka. Engselnya penuh karat. Ruangan kelas itu kian memanas.
Beberapa murid mengipas-ngipas wajah dengan buku di tangan. Seorang teman di belakangnya mengelus pundaknya. "Kamu masih berani nagih?" ujarnya. "Lantas, mau bagaimana lagi?" jawab gadis itu.
Mengapa