Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pencarian Seorang Bapak

2 April 2021   15:43 Diperbarui: 2 April 2021   15:59 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya tidak butuh uangmu. Saya hanya butuh tanggung jawabmu. Ini anak kita sudah besar!" kata wanita itu juga sambil menunjukkan foto anaknya.

"Jangan mengada-ngada kau! Itu bukan anak saya. Spermaku kau telan dalam mulutmu. Bagaimana bisa kau menuntutku sebagai ayahnya?"

Wanita itu memukul meja. Beberapa gelas di atas meja sedikit bergeser.

"Bisa saja, spermamu masuk lewat kerongkonganku, terus turun ke bawah dan bertemu dengan sel telurku. Ayo kita ke dokter. Kita tes DNA. Kau harus tanggung jawab!"

Lelaki itu berhenti bekerja sejenak. Ia melipat tangannya di dada.

"Mana ada sperma bisa bertahan melawan asam lambungmu?"

"Pergi sana. Kau gila!"

Lelaki itu memanggil seseorang. Sekejap, seseorang berbadan kekar dan berseragam hitam menyeret wanita itu keluar. Terdengar embusan napas begitu panjang. Wanita itu begitu kecewa.

Lelaki-lelaki, mengapa kalian tidak berani bertanggung jawab? Bukannya lelaki seharusnya jantan dan tidak penakut? Betapa pengecut kalian! Berani berbuat tetapi lari dari kenyataan. 

Wanita itu mengelus-elus dadanya. Ia terus membesar-besarkan hatinya, menghibur dirinya, supaya tetap kuat dari penolakan dan penolakan. Demi anaknya, wanita itu masih berusaha mencari bapaknya.

Kali ini seorang lelaki tua berjenggot putih. Ia sedang tidur di atas becak. Wanita itu memukul pundaknya. Bapak itu terbangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun