Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jamu Yu Mince

24 Maret 2021   14:05 Diperbarui: 24 Maret 2021   15:30 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Benar Yu semuanya segitu?"

"Benarlah, Pak. Kan jamunya tolak kere, tahan lama, antitua, semuanya bagus-bagus. Namanya juga tolak kere, masak harganya murah. Apalagi antitua, siapa yang bisa melawan kodrat menjadi keriputan? Satu-satunya hanya jamu ini lho, Pak. Bapak-bapak pasti tidak menyesal. Tunggu saja kejutan besok."

Lelaki gondrong itu menarik napas panjang, lalu mengembuskannya, bersama rasa sesal atas uang-uang yang harus dikeluarkan hanya untuk minum jamu.

Sambil tersenyum lebar, Yu Mince menerima uang itu, menepuk-nepukkannya ke botol-botol jamunya, lalu memasukkannya ke saku yang tersimpan di dadanya. Setelah merapikan botol dan gelas, Yu Mince beranjak pergi. 

Para lelaki itu kembali berbincang, entah berbincang apa, tetapi ada nada-nada tidak mengenakkan dari suara mereka yang lebih kencang terdengar. Bayi saya semakin kesulitan tidur.

...

Jakarta

24 Maret 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun