Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kelana Seorang Jomlo

15 Maret 2021   16:50 Diperbarui: 15 Maret 2021   17:57 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: daaruttauhiid.org

"Bagaimana, semua sudah siap?"

"Beres."

"Roti, balon, ruangan, aman?"

"Takperlu kau pikirkan."

Terdengar bisik-bisik dalam pantri yang begitu sempit itu. Ada tiga orang menghabiskan istirahat siang di sana. Seseorang makan nasi ayam. Yang lain mengaduk kopi. Lainnya lagi mendidihkan air.

"Tapi kau yakin, dia mau terima?" tanya saya sambil menghirup aroma kopi. Aroma itu membuat pikiran saya begitu tenang pada siang yang begitu penat penuh pekerjaan itu. Seseorang menuang air panas ke dalam ceret. Ada suara piring kotor tertumpuk di bawah keran.

"Pasti. Dia lagi putus cinta. Saatnya kau masuk."

"Benar itu. Biasanya perempuan kalau patah hati butuh perhatian. Lagi pula, saya lihat, dia mulai nyaman denganmu. Kapan lagi?"

Saya mengangguk kecil. Pendapat mereka seperti masuk akal, meskipun sebagian masuk angin. Siapa bisa menebak hati perempuan? Mungkin benar, waktu sedih ditinggal pacar, perempuan perlu perhatian. Bisa jadi pula, perempuan butuh sendiri untuk menenangkan hati.

Saya mengenalnya dari salah seorang mereka. Dia bekerja di perusahaan periklanan, tepat di sebelah kantor kami. Badannya tinggi semampai. Rambutnya hitam lurus panjang terurai. Kulitnya putih bersih.

Setiap berjalan, dia selalu memakai sepatu ungu muda berujung terbuka, sehingga kuku kakinya yang cantik dan terawat rapi berkuteks ungu muda dengan ujung melingkar putih mengilat bak susu, terlihat begitu indah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun